source |
Sekalian untuk dateng ke wisuda nya salah satu temen yang kuliah di Adelaide.
Nah Road Trip dari Melbourne ke Adelaide ini butuh waktu +-/ 8 jam perjalanan, nonstop. Yang artinya, berhenti cuma buat isi bensin doang. Tapi karena ini adalah kali pertama gw pergi interstate, jadi sudah dibayangkan bakalan berhenti beberapa kali.
Berangkat jam 5 pagi, yang artinya kita harus bangun jam 4 pagi. Untung aja berangkat on time jam 5 pagi. Perjalanan ke Adelaide itu ke arah Selatan dari rumah. Karena rumah gw letaknya di bagian tenggara nya pusat kota, yang lebih dekat ke New South Wales, jadi kita harus melewati pusat kota untuk bisa ke Adelaide yang letaknya di bagian barat pusat kota.
Butuh 30 menit kalau nggak lewat tol menuju ke pusat kota. Tapi karena kita lewat toll, jam 10 pagi sudah ada di Ararat, sebuah kota yang letaknya sudah ditengah-tengah antara pusat kota dan perbatasan Victoria dan Australia Selatan.
Persiapan
- Akomodasi
Untuk akomodasi sebenernya sudah dipersiapkan tiga bulan sebelum keberangkatan. Karena acara wisuda nya di bulan Desember, dan sudah kena jadwal libur sekolah di Australia, jadi memang jadwalnya jadwal liburan. Selain itu juga Natal dan Tahun Baru di Australia adalah hari libur tahunan yang besar. Jadi memang secepatnya untuk book akomodasi yang harganya masih normal (kadang murah).
Karena untuk mengantisipasi musim liburan sekolah dan akhir tahun, gw book hotel tempat gw menginap tiga bulan sebelumnya. Dapat harga yang lumayan murah, walapun bukan di CBD nya.
Mas Bojo dan gw milih penginapan yang memang nggak di tengah kota. Karena Adelaide sendiri bukan kota besar, dan tempat parkir nggak segampang Melbourne. Terkadang hotel sendiri nggak menyediakan tempat parkir. Jadilah kita pilih Motor Inn sebagai akomodasi kita selama semalam di Adelaide.
Jangan salah, penginapan yang kita tinggali ini nggak seperti di film-film yang jelek, kumuh, dan bau. Tapi penginapan ini tu super bersih, dan bahkan kamar kita punya mini kitchen dengan microwave, oven dan kompor sendiri.
Tips dari gw:
- Kalau kalian berencana pengen menginap di salah satu kota, di cek dulu, di saat kalian datang ke kota tersebut lagi peak season atau enggak. Kalau iya, segerakan saja book kamar hotel atau penginapan jauh-jauh hari.
- Kalau bisa sih cari hotel / penginapan / website travel yang menyediakan uang kembali saat cancel, paling enggak sehari sebelum check in. Karena siapa tau ternyata kita nggak bisa pergi pas hari H. Rempong sih, tapi menurut gw ada manfaatnya juga buat kita, kalau dapat hotel / penginapan yang kita suka, harga juga pas dikantong, dan nggak nyusahin untuk cancel nya, kan kita bahagia.
- Cek Kendaraan
Better safe than nothing motto dari Mas Bojo kalau nyangkut masalah road trip. Karena mobil yang dipakai adalah mobil gw yang belum pernah jalan jauh, jadi dia cek segala macamnya. Mulai dari ban sampai air untuk wiper.
Dia juga nyiapin jerigen air dan oli di bagasi. Siapa tau ada apa-apa di tengah jalan. Oh iya, ngecek kendaraan selain karena ini perdana jalan jauh, kebetulan ramalan cuaca disaat kita berangkat lagi nggak bagus, 43° Celcius di Melbourne dan 47° Celcius di Adelaide. Panas membara. Jadilah Mas Bojo bener-bener cek kendaraan kita. Bahkan dia meluangkan waktu setengah hari untuk cek ini itu.
Tips dari gw:
- Selain cek kelayakan jalan kendaraan, jangan lupa cek juga ramalan cuaca saat kalian berangkat. Terutama kalau roadtrip interstate. Di musim panas di Australia, panasnya bisa mencapai 50° Celcius di beberapa kota, jadi harus link sama cuaca juga. Cek nya jangan jauh-jauh hari lah, karena ramalan cuaca selalu berubah-ubah. Cek seminggu sebelumnya, lalu tiga hari sebelumnya, lalu sehari sebelumnya, jadi tahu kurang lebih seperti apa cuaca disaat berangkat.
- Bekal Sepanjang Perjalanan
Walaupun cuma semalam, tapi karena cuacanya lagi overheat, jadi lebih banyak menyiapkan minuman untuk jaga-jaga biar kita nggak dehidrasi.
Selain itu juga karena gw punya alergi hayfever, gw juga cek dan beli obat-obatan yang gw butuhin. Seperti Nasal spray dan juga obat alergi. Selain itu, obat seperti penghilang rasa sakit seperti panadol juga perlu dibawa. Siapa tau tiba-tiba pusing.
Minumannya pun kebanyakan air mineral. Kita beli setengah lusin air mineral, karena nggak pengen dehidrasi. Minuman manis, dan juga kopi instan botolan juga boleh sebenernya dibawa, terutama kalau berangkat pagi buta, pasti butuh kafein untuk tetep ada tenaga sepanjang perjalanan.
Es batu di boks es kalau di Australia belinya di pom bensin atau supermarket. Jadi belinya pas berangkat, mampir ke pom bensin sebentar buat beli es batu. Baru deh dimasukkin ke dalam boks es bareng minumannya, biar minuman selalu dingin. Ambil dua atau empat botol untuk ditaruh barengan kita, jadi nggak berhenti berhenti untuk sekedar ambil minuman doang.
Ini kalau musim panas, kalau musim lainnya disesuaikan aja butuh nya berapa banyak dan butuh es batu apa enggak.
Selain obat, dan minuman, juga beberapa makanan ringan juga perlu dibawa. Buat temen ngunyah disepanjang perjalanan. Seperti permen kenyal, atau makanan ringan yang nggak ribet. Maklum, sabuk pengaman di Aussie is a must, jadi kalau makanannya agak berat, dan bikin kita banyak gerak sana sini, bikin nggak nyaman.
- Pakaian
Karena cuma semalam, dan cuaca panas. Pakaian yang dibawa juga nggak banyak dan nggak macam-macam. Sepanjang perjalanan gw dan Mas Bojo cuma pakai pakaian yang ringan dan adem. Bawa pakaian tidur, dan juga pakaian saat ketemu sama temen gw, dan pakaian balik ke Melbourne. Sebenernya sih balik ke Melbourne pakai pakaian yang sebelumnya juga nggak apa-apa, tapi kemarin mikirnya kalau keringatan gobyos jadinya bau dong.
Walaupun bisa diitung berapa kali kita ganti daleman, tapi gw selalu nyediain dua atau tiga lebihan. Siapa tau kan ya :p
Kita juga bawa dua alas kaki. Sendal jepit is the best for all kalau menurut gw sih. Oh iya, di Melbourne nggak boleh nyetir pakai sendal jepit, alasannya sih karena takut aja pedalnya nyangkut di jepitan sendalnya. Tapi boleh nyetir telanjang kaki. Jadi kalau niatnya naik mobil pakai sendal jepit, pas nyetir, dilepas aja jepitnya, pas keluar mobil baru di pakai lagi.
Nggak usah malu sama sendal jepit. Di Australia, apalagi musim panas, sendal jepit adalah "dewa" nya alas kaki. Pilihan orang-orang ya kalau nggak sendal jepit, ya nyeker.
Selain sendal jepit, bawa sepatu juga, apalagi ini kita mau ketemu orang yang habis selesai wisuda, dan makan malam bareng. Jadi masing-masing gw dan Mas Bojo bawa dua macam alas kaki.
Untuk pakaian dan pernak perniknya, kita cukup bawa satu travel bag kecil doang. Muat buat kita berdua.
- Skin Care
Skin care di sini selain untuk wajah, juga untuk badan loh ya.
Seperti toiletries yang wajib kudu di bawa. Walaupun di hotel disediakan, tapi kadang kan ada yang nggak sreg, ada juga yang pengen bawa pulang ke rumah. Bawa toiletries nya nggak usah yang normal size cukup yang travel pack aja. Apalagi cuma semalem.
Buat produk yang nggak punya travel size, bisa diakali dengan beli travel size botol, terus diisi deh sama produk yang mau kita bawa. Apalagi produk gw sama Mas Bojo nggak ada yang sama.
Selain bawa skin care yang dimasukkin di koper, gw juga sediain sunscreen di mobil. Fungsinya ya untuk melindungi kulit kita dari bahaya radiasi matahari. Reminder: suhu udara mencapai 47° celcius waktu itu. Jadi tiap dua jam sekali gw top up sunscreen. Hasilnya kulit gw tetep nggak terbakar loh walaupun beberapa kali keluar dengan cuaca mendekati 45° celcius.
Tips gw: Cari sunscreen yang nggak lengket di kulit dan meresap dengan cepat. Karena kalau lengket di kulit di dalam mobil dengan cuaca panas, jadi nggak enak banget rasanya badan.
Gw juga selalu simpen bedak, lipstik, sisir, dan parfum di dalam mobil. Ya siapa tau mau touch up, hahahaha.
Karena perjalanan panjang, jadi butuh banyak istirahat. Apalagi perjalanannya juga dimulai dari jam 5 pagi. Kadang kan ya, kita yang terbiasa tidur jam 10 malam, bangun jam 7 pagi, itu tetiba harus tidur lebih cepat dan bangun lebih cepat agak susah. Jadi biasanya kan kurang tidur banget tuh. Jadi memang kadang harus istirahat di tengah perjalanan. Apalagi ini interstate.- Charger Telepon
Nggak perlu dijelasin kali ya kenapa perlu dibawa. Juga perlu diperhitungkan apakah selama perjalanan butuh portabel charger apa enggak. Kalau di mobil ada tempat buat charge hape juga lebih enak tuh. Apalagi kalau mengandalkan Google Map, atau Safari selama perjalanan.
Idealnya Berhenti Setiap Dua Jam Sekali
Secara umum, di Australia memang dihimbau untuk beristirahat setiap dua jam sekali. Tapi, tergantung sama badan kita juga kan ya.
Lebih enak kalau kita pergi bareng teman atau pasangan, mereka juga bisa nyetir, jadi bisa ganti-gantian.
Di perjalanan ini kita berhenti beberapa kali di kota yang masih ada di sekitaran Victoria. Buat kalian yang pengen coba road trip santai seperti kita, dengan mengunjungi beberapa kota wisata, atau malah tempat wisata di sepanjang Melbourne - Adelaide.
Di Victoria sendiri, kita bisa menikmati kota-kota wisata seperti Ballarat & Ararat. Sayangnya kemarin Ballarat kelewatan, karena Mas Bojo pikir waktu lewat Ballarat, kotanya memanjang disepanjang perjalanan, ternyata untuk menikmati kota ini kita harus masuk ke pusat kotanya.
- Ararat
Sekitar jam delapan pagi, kita berhenti di kota pertama, Ararat. Masih di Victoria juga. Di Ararat ini biasanya tempat singgah orang-orang yang memang mau pergi ke Australia Selatan menggunakan jalan darat. Kotanya sendiri sebenernya nggak gede-gede amat, dan tergolong sepi. Di kota ini kita berhenti di Mc Donald (Maccas kata orang sini) untuk sarapan nya Mas Bojo.
Setelah meluangkan waktu untuk meluruskan kaki, dan sarapan, kita meluangkan sedikit waktu untuk window shopping sebentar di salah satu pusat perbelanjaan di kota ini. Bukan untuk menambah logistik sih, cuma untuk merenggangkan otot kaki.
Kurang lebih 1 jam kita ada di kota ini. Setelah itu kita melanjutkan perjalanan ke Adelaide.
Nggak jauh dari kota kecil ini, ada pink lake. Iya pink lake!!! Danau yang warnanya merah muda ini karena kadar garamnya tinggi, jadi bikin warna danaunya berubah jadi pink. Danau ini beku di musim panas, jadi warna pink nya dari garam yang membeku itu.
Karena musim panas, jadi nggak banyak orang yang datang. Apalagi hari itu lagi panas-panasnya.
Habis dari Dimboola dan Pink Lake, kita melewati beberapa kota juga sih, tapi nggak berhenti-berhenti lagi. Udah keseringan berhenti sepertinya. Dan jaraknya pun nggak jauh-jauh antara satu kota dengan kota yang lainnya.
Sampai kita berhenti di perbatasan Negara bagian Victoria dan Australia Selatan. Kita berhenti di sini karena Mas Bojo mau telepon anaknya. Tempatnya sih biasa aja. Ada papan petunjuk informasi mengenai kota tempat perbatasan itu ada, sama beberapa tempat yang bisa dikunjungi sepanjang perjalanan (kebanyakan sih wisata tracking gitu), tempat istirahat (yang kita ogah banget masuk karena ribuan lalat lagi ngadem di sana), dan juga toilet umum.
Walaupun letaknya diperbatasan, toilet umum di tempat ini bisa dibilang bersih loh, nggak bau juga. Tapi ya kalah bersih lah ya dibandingkan dengan toilet umum di pusat kota besar.
Akhirnya, sampai di Adelaide juga, setelah kurang lebih 10 jam berkendara. Tempat kita nginap namanya Frewville Motor Inn. Kenapa pilih tempat ini.
Di pusat kota Adelaide itu susah banget cari parkir gratisan. Dan bayar parkir di Australia secara umum terhitung mahal, apalagi kalau di tengah kota.
Sempet sih mau book di Ibis, pas di pusat kota dan mana-mana. Apalagi Adelaide juga nggak terlalu gede kok kotanya. Tapi, karena parkir harus berbayar, dan kita nginap semalam, jadinya malah ketambahan pengeluaran untuk bayar parkir semalam (yang kalau nggak salah sekitar $20-$50).
Di hotel / penginapan ini, mereka punya tempat parkir tersendiri, jadi nggak perlu bayar parkir. Dan kita bisa parkir mobil kita pas di depan kamar kita. Aman deh. Selain itu, mereka punya dua gerbang untuk keluar masuk. Di gerbang keluarnya mereka punya lock code yang kode nya sudah ditaruh di kartu yang ada di setiap kamar.
Walaupun namanya Motor Inn, tapi nggak seperti Motor Inn yang ada di tivi-tivi itu. Letaknya juga walaupun nggak di tengah kota, tapi di kawasan yang padat, banyak rumah, dan juga di depannya malah hotel dan juga supermarket (woolworths).
Selengkapnya ntar gw tulis di post berikutnya deh tentang penginapan ini.
Dari namanya tau lah ya, ini adalah restoran Indonesia. Sebenarnya gw awalnya agak sanksi sama restoran Indonesia di Australia. Karena beberapa kali coba restoran Indonesia di Melbourne, cuma satu restoran yang rasanya haaaaaaaaaaaampir mirip sama warung makan di Indonesia.
Cuaca juga mendukung banget kita keluar untuk perenggangan kaki. Angin nggak kencang, dan nggak sepanas hari sebelumnya.
Selain bisa lihat mural segede gaban, dan poto-poto, di dekat silo itu ada terowongan yang menghubungkan tempat silo itu ke bagian belakang seberangnya. Di belakang silo itu ada semacam wilayah tempat tinggal orang-orang di kota itu. Untuk ke sana, harus melewati terowongan itu. Karena diantara nya ada rel kereta, dan terowongan itu dibuat untuk membantu mereka menyebrang.
Kalau kita jalan di dalam terowongannya, rasanya nggak sama kok seperti Harry & Dudley yang dikejar sama dementor. Malah banyak lukisan dari anak sekolah dan warga sekitar yang menghiasi terowongan ini. Dan juga terowongan ini nggak panjang-panjang amat kok.
Kalau masih pengen bersantai di tempat ini, mereka juga ada taman mini, dan juga toilet umum. Jangan ditanya toilet nya bersih apa enggak, soalnya gw nggak masuk, dan juga Mas Bojo bilang mau berhenti di OTR Motorsport Park lagi, buat isi bensin.
Setelah dari Coonalpyn dan OTR Motorsport, kita nggak ada tempat berhenti agak lama lagi sih. Berhenti sebentar buat gantian nyetir. Setelah itu terus aja sampai Ballarat.
Sempet berhenti di salah satu fish and chips shop buat beli makan siang di Stawell. Kota ini sudah masuk Negara bagian Victoria. Jadi berhenti sebentar, buat bungkus gorengan (kentang goreng, potato cake dan dim sim), terus berangkat lagi.
Berhenti lagi di Ballarat buat isi bensin (lagi). Dan sempet kesesat, karena cari pom bensin.
Habis itu, langsung cabut deh pulang ke rumah.
Sampai rumah jam 7 malam. Masih siang itu sih waktu itu. Matahari masih terang benderang. Tapi capek gila.
Paling enggak, pernah lah ya road trip ke Negara bagian yang berbeda. Pengen road trip lagi, mungki ke Sidney, atau kemana gitu. Sementara cukupkan dulu ke Adelaide.
- Dimboola & Pink Lake
Pemberhentian selanjutnya adalah kota Dimboola. Kita sampai di kota ini jam 10 pagi. Alasannya sih karena gw kebelet pipis.
Pengalaman gw, yang penting di dalam kota, kalau mau pakai toilet umum, nggak bau dan nggak jorok-jorok amat.
Kota ini sebenernya tempat pemberhentian buat orang-orang yang mau camping gitu. Mereka ada area khusus untuk ini.
Karena kota ini kota kecil, dan jauuuh banget dari pusat kota, nggak banyak juga yang dilihat dari kota ini. Selain arsitektur kota nya yang tua, dan juga bekas dealer mobil Holden jaman nggak enak.
Tapi kota yang sepi, dan orang yang ramah-ramah bikin seneng ada di kota ini. Karena sampainya pagi di kota ini, jadi kota ini masih sepi. Toko-toko juga baru buka.
Nggak jauh dari kota kecil ini, ada pink lake. Iya pink lake!!! Danau yang warnanya merah muda ini karena kadar garamnya tinggi, jadi bikin warna danaunya berubah jadi pink. Danau ini beku di musim panas, jadi warna pink nya dari garam yang membeku itu.
Karena musim panas, jadi nggak banyak orang yang datang. Apalagi hari itu lagi panas-panasnya.
- Perbatasan Victoria - South Australia
Habis dari Dimboola dan Pink Lake, kita melewati beberapa kota juga sih, tapi nggak berhenti-berhenti lagi. Udah keseringan berhenti sepertinya. Dan jaraknya pun nggak jauh-jauh antara satu kota dengan kota yang lainnya.
Sampai kita berhenti di perbatasan Negara bagian Victoria dan Australia Selatan. Kita berhenti di sini karena Mas Bojo mau telepon anaknya. Tempatnya sih biasa aja. Ada papan petunjuk informasi mengenai kota tempat perbatasan itu ada, sama beberapa tempat yang bisa dikunjungi sepanjang perjalanan (kebanyakan sih wisata tracking gitu), tempat istirahat (yang kita ogah banget masuk karena ribuan lalat lagi ngadem di sana), dan juga toilet umum.
Walaupun letaknya diperbatasan, toilet umum di tempat ini bisa dibilang bersih loh, nggak bau juga. Tapi ya kalah bersih lah ya dibandingkan dengan toilet umum di pusat kota besar.
- OTR Motorsport Park Petrol Station
Perjalanan panjang dan panas, pasti minum terus. Beberapa kali berhenti di toilet umum, tapi begitu sampai di South Australia, sempet berhenti di salah satu toilet umum di salah satu kota kecil di sana, nggak jadi pake. Karena ternyata nggak seperti yang gw bayangin.
Akhirnya bilang sama Mas Bojo cari servo (pom bensin) yang agak gedean dikit aja. Terjamin bersihnya. Nggak apa-apalah ditahan sedikit lama, daripada dikerubungin lalat se kecamatan.
Nemulah kita pom bensin yang namanya OTR Motorsport Park ini. Oh iya, ini udah masuk South Australia ya, jadi di SA ini nggak ada 7-11 yang menjamur dimana mana kalau di Victoria. Mc. Donald juga nggak keliatan sama sekali sepanjang perjalanan.
Pom Bensin di Australia kurang lebih sama (apalagi yang besar), selain jualan bensin, mereka juga punya swalayan yang jual beraneka ragam (seperti 7-11, circle-k, alfamart, dkk itu loh).
Selain itu, pom bensin yang gede khususnya, nggak cuma punya swalayan, mereka juga punya food corner yang jualan beraneka ragam fast food. Kalau di pom bensin ini, mereka punya Hungry Jack (kalau di Indonesia Burger King), Krispy Kream, dan Wok in the Box.
Nah karena Pom Bensin ini juga buat supir truk (karena di sini nggak ada warung kopi pinggir jalan), mereka juga punya ruangan khusus untuk para supir truk. Ruangan khusus supir truk nya juga nggak sembarangan euy. Ada pendingin ruangannya, dan juga ada kamar mandinya buat mereka kalau mereka mau mandi. Ruangan ini khusus buat mereka, kita nggak bisa masuk. Mereka punya semacam ID card lock gitu. Kek nya SIM mereka dipake buat masuk ke ruangan itu.
Kalaupun nggak mau ngopi dari Hungry Jack, supermarketnya juga ada kopi kok. Serba adalah lah ya pokoknya. Bagus juga sih, apalagi di tengah jalan begini, yang cari toilet bersih aja susah. Oh iya, toiletnya bersih kalau di sini. Mungkin karena ada staff yang khusus ngurusin kebersihan kali ya.source |
Selain itu, pom bensin yang gede khususnya, nggak cuma punya swalayan, mereka juga punya food corner yang jualan beraneka ragam fast food. Kalau di pom bensin ini, mereka punya Hungry Jack (kalau di Indonesia Burger King), Krispy Kream, dan Wok in the Box.
source |
source |
- Frewville Motor Inn
Akhirnya, sampai di Adelaide juga, setelah kurang lebih 10 jam berkendara. Tempat kita nginap namanya Frewville Motor Inn. Kenapa pilih tempat ini.
Di pusat kota Adelaide itu susah banget cari parkir gratisan. Dan bayar parkir di Australia secara umum terhitung mahal, apalagi kalau di tengah kota.
Sempet sih mau book di Ibis, pas di pusat kota dan mana-mana. Apalagi Adelaide juga nggak terlalu gede kok kotanya. Tapi, karena parkir harus berbayar, dan kita nginap semalam, jadinya malah ketambahan pengeluaran untuk bayar parkir semalam (yang kalau nggak salah sekitar $20-$50).
source |
Walaupun namanya Motor Inn, tapi nggak seperti Motor Inn yang ada di tivi-tivi itu. Letaknya juga walaupun nggak di tengah kota, tapi di kawasan yang padat, banyak rumah, dan juga di depannya malah hotel dan juga supermarket (woolworths).
Selengkapnya ntar gw tulis di post berikutnya deh tentang penginapan ini.
- Pondok Daun Restaurant
Pondok Daun Facebook Page |
Karena kita datangnya kesorean, jadi kita nggak bisa ikutan upacara wisuda temen gw tadi. Tapi kita janji bakalan datang di makan malamnya. Temen gw ini memutuskan untuk makan malam di Pondok Daun Restoran.
Dari namanya tau lah ya, ini adalah restoran Indonesia. Sebenarnya gw awalnya agak sanksi sama restoran Indonesia di Australia. Karena beberapa kali coba restoran Indonesia di Melbourne, cuma satu restoran yang rasanya haaaaaaaaaaaampir mirip sama warung makan di Indonesia.
Tapi, karena ini hari pentingnya temen gw, dan pada bingung mau makan dimana, akhirnya terpilihlah restoran ini.
Nasi Uduk Pondok Daun Restaurant, Adelaide |
Gw pesen nasi uduk ayam goreng. Yang bener-bener nggak ada ekspektasi apapun.
Eh, ternyata enak bet!!!
Rasanya malah lebih mirip di restoran ini daripada salah satu restoran Indonesia yang gw makan di Melbourne. Porsinya juga lumayan banyak, gw yang biasanya makan seporsi ayam goreng tambah nasi tambah lalapan, ludes, ini enggak, saking banyaknya.
******************
Habis dari restoran, dan chit chat sana sini, tau-tau udah jam 8 malam aja. Untungnya waktu itu lagi daylight saving, jadi jam 8 malam masih berasa jam 4 sore. Matahari masih terang benderang. Tapi, nggak lama, karena jam setengah sembilan langsung berubah petang. Jam 9 udah gelap.
Jadi, memang nggak ada kesempatan hari itu untuk jalan-jalan keliling Adelaide. Habis dari restoran, langsung balik hotel.
Gw nya, habis bersih-bersih langsung lepas ke dunia mimpi. Mas Bojo masih bangun katanya, sampai jam 11 malam-an.
Oh iya, waktu kita datang, memang cuacanya lagi puanas gilak. Anginnya aja angin panas dan kering. Jadi waktu kita sampai di Adelaide, ternyata ada kebakaran hutan di Adelaide Hill. Banyak orang-orang yang diungsikan dari sana, termasuk ke hotel di depan tempat kita nginap.
******************
Besoknya kita langsung siap-siap check out. Yes, cuma semalem aja di Adelaide. Entah karena waktu itu deket Natal, jadi Mas Bojo maunya pulang ke Melbourne buat ngurusin Natal, atau memang nggak tertarik dengan Adelaide, hanya Mas Bojo dan Tuhan yang tau.
Karena check out jam 10, jadi kita udah siap-siap, dan berkemas sedari jam setengah 9 pagi. Walaupun akhirnya earphone gw ketinggalan. Sedihnya lagi, HP gw nggak bisa pakai sembarangan earphone, jadi deh mewek.
Jam setengah 10 kita udah check out, dan yang pasti meninggalkan hotel itu dengan kesan yang sangat baik.
Selama gw di Aussie, Customer Service nya oke semua. Termasuk hotel yang gw inepin ini. Yang ternyata adalah hotel milik keluarga turun temurun. Pantes aja suasananya homy banget.
Pulang ke Melbourne
Karena arah pulang ke Melbourne, sama seperti kita berangkat, jadi nggak banyak berhenti juga. Dan juga anehnya gw waktu ke Adelaide nggak ada ngantuk-ngantuknya (padahal tidur tengah malam, bangun jam 4 pagi), tapi pas balik ke Melbourne, bawaannya ngantuk melulu. Beberapa kali ketiduran di jalan. Mungkin karena cuaca hari itu nggak sepanas hari sebelumnya, udah turun drastis jadi 24° Celcius doang.
- Coonalpyn Silo Mural
Karena sepanjang perjalanan isinya cuma tidur, kita cuma beberapa kali berhenti. Salah satunya di Coonalpyn. Kota kecil ini terkenal banget sama silo* mural-nya. Karena waktu berangkat nggak sempet berhenti, jadi pas pulang kita berhenti di tempat ini.
*tempat menyimpan benih padi / gandum
Cuaca juga mendukung banget kita keluar untuk perenggangan kaki. Angin nggak kencang, dan nggak sepanas hari sebelumnya.
Selain bisa lihat mural segede gaban, dan poto-poto, di dekat silo itu ada terowongan yang menghubungkan tempat silo itu ke bagian belakang seberangnya. Di belakang silo itu ada semacam wilayah tempat tinggal orang-orang di kota itu. Untuk ke sana, harus melewati terowongan itu. Karena diantara nya ada rel kereta, dan terowongan itu dibuat untuk membantu mereka menyebrang.
Kalau kita jalan di dalam terowongannya, rasanya nggak sama kok seperti Harry & Dudley yang dikejar sama dementor. Malah banyak lukisan dari anak sekolah dan warga sekitar yang menghiasi terowongan ini. Dan juga terowongan ini nggak panjang-panjang amat kok.
Kalau masih pengen bersantai di tempat ini, mereka juga ada taman mini, dan juga toilet umum. Jangan ditanya toilet nya bersih apa enggak, soalnya gw nggak masuk, dan juga Mas Bojo bilang mau berhenti di OTR Motorsport Park lagi, buat isi bensin.
- Stawell & Ballarat
Setelah dari Coonalpyn dan OTR Motorsport, kita nggak ada tempat berhenti agak lama lagi sih. Berhenti sebentar buat gantian nyetir. Setelah itu terus aja sampai Ballarat.
Sempet berhenti di salah satu fish and chips shop buat beli makan siang di Stawell. Kota ini sudah masuk Negara bagian Victoria. Jadi berhenti sebentar, buat bungkus gorengan (kentang goreng, potato cake dan dim sim), terus berangkat lagi.
Berhenti lagi di Ballarat buat isi bensin (lagi). Dan sempet kesesat, karena cari pom bensin.
Habis itu, langsung cabut deh pulang ke rumah.
Sampai rumah jam 7 malam. Masih siang itu sih waktu itu. Matahari masih terang benderang. Tapi capek gila.
Paling enggak, pernah lah ya road trip ke Negara bagian yang berbeda. Pengen road trip lagi, mungki ke Sidney, atau kemana gitu. Sementara cukupkan dulu ke Adelaide.