25 Kilometer Melbourne "Ring of Steel"

By Miss Across the Sea - Monday, December 21, 2020

 


Per 21 Oktober kemarin, akhirnya Negara bagian Victoria sudah mulai pelan-pelan membuka lockdown. Toko-toko udah mulai buka, dan sudah nggak ada lagi jam malam.

Selain itu, sekarang warganya sudah bisa keluar dari rumah dengan jarak maksimum 25 kilometer.

Tentu aja gw bahagia, karena bisa kembali jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah gw kunjungi lagi.

Selama gw tinggal di Melbourne, memang banyak tempat yang ternyata bisa dikunjungi, dan nggak semuanya harus bayar. Jadi gw nggak perlu travelling jauh-jauh untuk bisa sekedar hiking atau jaywalk di pantai.


Aturan 25 kilometer

Sebenernya, begitu dikasih tau, aturan buat keluar ditambah sampai 25 kilometer itu rasanya seneng banget.

Kemarin sempet cuma 5 kilometer, yang artinya nggak bisa jauh-jauh. Apalagi rumah gw itu cuma dikelilingi sama shopping centres, yang nggak semua toko buka. Karena aturan dari pemerintah, walaupun bisa keluar sepanjang jarak 5 kilometer, tapi toko non-essential masih belum boleh buka.

Di tanggal 21 Oktober ini, selain aturan 25 kilometer, juga ditambah dengan aturan toko-toko boleh buka dengan beberapa penyesuaian.

Kalau sebelumnya banyak toko yang tutup, di tahap ini, salon udah mulai buka. Dan kalau mau kumpul-kumpul maksimal harus sepuluh orang dari dua Rumah Tangga yang berbeda. Artinya kalau di dalam rumah ada lima orang, jadi harus boleh terima maksimal lima orang bareng, tapi mereka dari keluarga yang sama.

Aturan 25 kilometer ini dimulai dari rumah. Jadi bukan dari titik tertentu. Sebenernya ini sudah membantu kita banget, setelah berbulan bulan nggak bisa jauh-jauh pergi.

25 Kilometer dari Rumah Bisa Kemana Aja



Yang paling enak kalau tinggal di pinggiran kota itu, bisa pergi ke beberapa taman, atau tempat wisata yang nggak terkenal terkenal banget, tapi banyak didatangi orang.

Kebetulan 25 kilometer dari rumah bisa pergi ke pinggiran danau di salah satu suburb yang lumayan sepi. Sama bisa jay walking di salah satu tempat yang lumayan asri alamnya.

  • Pemberhentian Pertama:  Tooradin


Tempat ini sebenernya seperti desa. Nggak banyak tempat untuk bisa dilihat di sini. Mungkin karena tempat ini seperti tempat pemberhentian sebelum ke Phillips Island * sepertinya.



Tapi, ada beberapa tempat yang bisa dinikmati di sini. Kalau suka mancing, mereka ada semacam danau yang dibuat untuk mengalirkan air laut ke sungai di sekitarnya. Nah, di sini ada taman yang lumayan luas, bisa buat piknik juga.

Selain itu, danau ini terbagi dua, karena harus dibelah sama jalan raya.

Di sisi lain danau ini, lebih banyak orang menghabiskan waktu di sana.

Karena toko sudah mulai buka, toko ice cream fish & chips, dan cafe udah pada buka. Dan karena hari itu kebetulan panas banget, jadi banyak banget orang yang keluar rumah, mencari angin, dan merayakan "kebebasan".



Karena kita nggak bawa peralatan mancing, jadi cuma jalan-jalan aja di sekitar danau. Dan memutuskan untuk makan siang di sana juga.

Rasanya bahagia banget, bisa piknik lagi, menikmati makan siang di luar.

Tooradin ini adalah batasan dari jarak 25 kilometer dari rumah. Jadi kita nggak bisa lebih jauh dari ini.

Yang bikin gw merasa "amaze" walaupun sebenarnya kita bisa pergi lebih dari 25 kilometer, tapi Mas Bojo (dan beberapa orang yang gw kenal) nggak mau loh ngelewatin jarak 25 kilometer. Padahal kalau mau "tipu-tipu" bisa aja mereka. Ini yang gw kagum dari orang-orang Australia yang taat banget sama aturan.

Tapi ya adalah pasti yang suka-suka hati mereka, dan coba-coba melewati lebih dari 25 kilometer.

Apa gw tau ada orang yang begitu? Ada! Tau lah gw, hehehe.

  • Pemberhentian Kedua: Blind Bight


Agak mblasuk sedikit dari Tooradin, bahkan sebenernya tempat ini sebelum masuk Tooradin, kita ke Blind Bight.

Blind Bight ini sebenernya cuma daerah rawa-rawa gitu. Tapi tetep aja bagus sih. Bisa dijadiin tempat untuk santai-santai, atau mancing, atau cuma jay walking seperti gw.

Walaupun rawa, tapi mereka ada dua danau, salah satunya gede banget. Bisa buat berenang di sana.



Ada juga nature reserve-nya  yang bisa buat jalan-jalan. Lumayan jaraknya. Waktu jalan kita ketemu sama pasangan yang bilang kalau jaraknya +/- 4 km pulang pergi. Tapi karena kita masih pengen berhenti di tempat lain, jadi nggak sampai ujung udah balik lagi deh.

Nggak banyak yang bisa dilihat di tempat ini, tapi lumayan lah buat merayakan "kebebasan."

  • Pemberhentian Ketiga: Warneet Pier


Masih di sekitaran Tooradin dan kawan-kawan, Warneet Pier ini dekat dengan laut. Mau dibilang pantai, pantainya cuma seuprit.

Kata Mas Bojo biasanya banyak orang yang memancing di tempat ini.

Kita pergi ke sana karena kita nggak bisa jauh-jauh ke pantai yang memang untuk wisatawan. Yah, lumayan lah buat kangen-kangenan sama pantai, karena biasanya setiap mulai-mulai musim panas kita suka pergi ke pantai, tapi tahun ini nggak bisa ke pantai.

Karena udah mulai longgar pembatasannya, jadi banyak orang yang jalan-jalan juga di tempat ini. Kita juga harus selalu jaga jarak, dan masker jadi salah satu aksesoris wajib banget buat warga Victoria kalau mau keluar rumah.



Oh iya, ada yang unik dari tempat ini. Tempat ini punya dermaga yang rusak (dan tentu aja di palang). Di dermaga itu, ada beberapa boneka teddy digantung di sana. Katanya sih ini waktu lockdown kemarin, boneka teddy jadi semacam penyemangat dan pengingat kalau kita nggak sendiri, dan berjuang bersama. More into the mental illness awareness gitu.
  • Pemberhentian Keempat: Cannons Creek


Tempatnya nggak begitu jauh dari Warneet Pier, tapi perlu keahlian membaca GPS banget. Karena kalau nggak pinter baca arah, bisa salah-salah.

Tapi, begitu sampai ke sini, langsung bahagia. Tipikal pecinta alam banget deh gw, lihat alam yang asri dan tenang bawaannya santai aja.

Untungnya di tempat ini cuma ada kita, jadi nggak terganggu dengan pengunjung lain yang juga ada di sana.



Dan karena di Victoria sudah berlaku daylight saving, jam tujuh malem waktu itu masih berasa jam empat sore. Dan beruntung banget bisa menikmati matahari senja di tempat ini.




Jadi,
Itulah beberapa tempat yang bisa gw kunjungi selama dapat 25 kilometer ring of steel dari pemerintah Victoria.

Memang tempat yang gw kunjungi sebenarnya bukan tempat wisata pada umumnya (kecuali danau Tooradin), tapi, lumayan banget untuk dapat menghirup udara segar setelah beberapa bulan cuma bisa di dalam rumah, menghindari kerumunan.

Oh iya,
Selain bisa pergi 25 kilometer jauhnya, masker memang harus tetap di pakai, walaupun lagi di luar. Walaupun jadi satu-satunya Negara Bagian yang mewajibkan masker buat warganya, tapi warga Victoria banyak banget yang patuh, salut gw.

Walaupun tempat-tempat yang gw kunjungi ini minim penjagaan, tetap loh orang-orang ikut aturan / anjuran pemerintah.

Kalau nggak bisa jaga jarak, ya pakai masker, hehehe.




  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. Wah baru tahu aku ternyata ketat juga ya aturan di sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mbak,

      Iya ketat banget... Kalo ingat sempat ada jam malam bbrp bulan yg laku, sedih bgt

      Delete
  2. Hi mbak Ghita, salam kenal :)
    Wah salut ya sama orang Aussie, dikasih 25 km ya diikutin.. dan restriction disana menarik juga ya, memperbolehkan orang keluar dan bisa mendukung local shop dikomunisnya.

    Menarik banget ini mbak artikelnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Mbak Aqmarina,
      salam kenal juga^^ terima kasih sudah mampir di blog aku ya.

      Iya, aku juga amaze sama kepatuhan mayoritas warga sini... walaupun cuma dikasih 25 km, ttp pada ikut, dan dengan minimal penjagaan pula.

      Belakangan ini memang, warga sini dianjurkan untuk shop local, jadi memperbaiki ekonomi yg sempat terpuruk gara2 Corona ini...

      Terima kasih sudah mau membaca^^

      Delete

Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.