Cari Rumah Kontrakan di Melbourne, Gampang Tapi Susah

By Miss Across the Sea - Monday, April 04, 2022


Dulu gw pernah janji sama diri sendiri dan ngomong ke Mas Bojo, kalau gw udah kelar kuliah dan dapat kerja (plus gaji yang sesuai), kita pindah rumah. Kebetulan juga Mas Bojo udah dari kapan tahun memang pengen pindah rumah, cuma karena satu dan lain hal belum kesampaian aja.

Awalnya sih karena belum sreg aja mau pindah, terus karena pandemi, terus ke pending gegara anaknya yang belum dapet-dapet rumah sendiri. Pada akhirnya si anak memutuskan untuk pindah bareng pacarnya (note: ini hal yang biasa banget di Australia, anak usia dewasa (18+) bisa tinggal dengan pasangannya). Itupun karena kita udah bilang dari tahun sebelumnya kalau di bulan Maret kita mau pindah, dan si anak pindah di bulan Februari.

Long story short, karena gw nggak kepengen aja anak udah kepala dua (25 tahun) masih ngetek bapaknya. Selain itu anak kedua Mas Bojo yang tinggal sama neneknya terpaksa harus keluar dari rumah neneknya karena neneknya masuk ke panti jompo, dan rumahnya mau dijual. Jadi si anak kedua ini bilang ke bapaknya kalau si bapak pindah, bisa nggak dia ngontrak rumah yang kita tinggalin saat itu.

Ternyata cari rumah kontrakan di Melbourne ini gampang-gampang susah deh.

Cari Online / Offline?

Selama ada waktu, bisa aja sih cari offline, sepanjang hari muterin jalan cari rumah di kontrakan. Kalau nemu, tinggal dicatat nomor agennya, di telpon, terus jadwalin waktu inspeksi. 

Makan waktu? Iyes. Karena belum tentu kita dapet rumah yang kita mau, dan belum tentu rumah yang kita mau sebenernya dikontrakan, tapi nggak di pasang papan. 

Online? Ini jalan yang gw dan Mas Bojo tempuh. Karena memudahkan kita. Kita pakai aplikasi yang namanya realestate.com. Di aplikasi ini tinggal kita cari mau cari rumah yang dijual atau dikontrakan, terus di daerah mana, terus mau rumah dengan berapa kamar tidur, berapa kamar mandi dan berapa garasi. Selain itu, juga bisa pilih filter lainnya, seperti harga min - max, terima hewan peliharaan / enggak, jenis rumahnya apa (bisa pilih rumah, apartement / unit, rumah tingkat, atau vila).

Selain itu, di aplikasi ini, kita juga bisa dikasih notifikasi kalau rumah yang kita mau lagi buka inspeksi. Atau rumah yang kita mau sudah tersewa. 

Terus, kita bisa lihat rumah yang kita mau, biasanya mereka kasih gambar depan rumah juga gambar ruangan-ruangan lainnya. Plus juga map, ataupun rumah yang kita mau ini udah termasuk apa aja.

Apply Via Online

Di aplikasi ini, gw memang cari rumah dengan kamar tidur 3 - 4 kamar, dengan kamar tidur utama sudah termasuk kamar mandi dan juga WIR (Walk In Robe), juga kamar mandi lain di luar kamar tidur utama, plus garasi yang cukup untuk dua mobil.

Nah gw tinggal cari rumah yang gw mau dan disesuaikan dengan budget kita. Di aplikasi ini, mereka kebanyakan kasih harga sewa per minggu. 

Kalau sudah nemu rumah yang dimau (dan itu nggak cuma satu dua), tinggal dilihat apa ada tanggal inspeksi nya. Inspeksi rumah ini penting banget, supaya kita tau betul bentuk fisik yang sebenernya dari rumah yang kita mau. Kalau sudah nemu, tinggal book inspeksi, kalau belum, apply untuk inspeksi.

Kalau belum ada tanggal inspeksi biasanya kita tunggu sampai ada email dari agen / notifikasi dari aplikasinya kalau mereka buka inspeksi. Oh iya, aplikasi ini untuk semua agen rumah yang terdaftar di Melbourne, jadi nggak cuma satu atau dua agen aja di dalam aplikasi ini. Jadi waktu kita apply banyak rumah, kita terima banyak banget email dari agen-agen yang berbeda yang isinya sih kurang lebih cuma kasih tau kalau permohonan aplikasi untuk inspeksi kita udah mereka terima, dan kita tinggal tunggu informasi dari mereka.

Inspeksi Rumah   


Langkah berikut setelah apply inspeksi dan atau booked untuk inspeksi, ya inspeksi rumah. Beberapa agen kasih video rumahnya di page mereka, ada juga yang nawarin inspeksi via 3D. Kalau belum puas, ya bisa inspeksi fisik, yang mana inspeksi fisik ini ya ikut tanggal open house yang ditentuin agen ini.

Kalau nggak salah Mas Bojo dan gw ada lebih dari lima belas rumah dalam jangka waktu dua bulan. Dan itu cuma di hari Sabtu dan Minggu, ada beberapa yang di hari kerja, yang biasanya gantian gw atau Mas Bojo doang yang dateng. 

Inspeksi fisik ini nggak cuma sendiri, barengan sama orang-orang lain yang pengen rumah yang sama. Mas Bojo dan gw harus "rebutan" dengan lebih dari sepuluh orang yang apply di setiap rumah. Capek secara fisik dan mental tentunya. Pernah dalam sehari kita datengin lima rumah dari pagi sampe sore.

Inspeksi fisik ini menurut gw penting banget. Karena kita bisa tau rumah yang kita mau di gambar apa beneran sama seperti di gambar. Beberapa kali sempat ketipu sama foto, di foto keliatannya bersih dan kelihatannya terawat, begitu inspeksi malah kebalikannya. Atau ada juga yang di foto kelihatannya gede banget, begitu di inspeksi malah minimalis banget ukurannya.

Selain itu, juga biasanya gw sama Mas Bojo selain ngeliat aslinya apa mirip seperti foto, juga lihat power outlet. Entah kenapa, ini penting banget, mungkin karena gw sama Mas Bojo itu suka menata ruang keluarga yang nggak keganggu sama apapun ataupun nutupin jalan. Misalnya ruang keluarga yang kalau naruh sofa malah nutupin pintu menuju kebun belakang, dan ini ada beberapa rumah yang seperti itu. Selain itu, ruang laundry juga jadi perhatian kita. Segede apa, dan apakah ntar suara mesin cuci ganggu banget, soalnya kita pernah lihat rumah yang ruang laundry nya sebelahan sama ruang keluarga. Dan yang lain sebagainya. Ya pas inspeksi dibayangin aja semua barang-barang yang kita punya, mau ditaruh dimana, dan apakah tempatnya pas atau enggak.

Biasanya agen open house antara tiga puluh sampai empat puluh lima menit. Jadi memang harus rebutan masuknya. Beruntung sih kalau pas open house cuma ada dua atau tiga keluarga yang lihat. Kita pernah sampai antriannya panjang sampe jalan, dan setiap orang cuma dikasih waktu lima menit.

Kalau sudah, dan suka tinggal bilang sama agennya kalau kita mau apply untuk sewa rumah itu. Nanti sama agennya nama kita dimasukkin ke list email mereka untuk dikirimin form yang nantinya akan kita isi. Iya, mereka punya nama kita, karena waktu kita mau inspeksi, mereka akan catat nama kita di tempat mereka. Kalau kita suka sama rumahnya dan mau diproses ke langkah selanjutnya, mereka tinggal kasih tanda, kalau enggak ya tinggal dihapus sama mereka.

Apply Sewa


Pusingnya nggak selesai di situ bund. Habis kita minta form dan dikirim email sama mereka atau mereka akan mengarahkan kita ke link untuk apply  sewa rumah (yang sepengetahuan gw ada dua aplikasi dan dua-duanya PE ER BANGET!!).

Ini stress berikut setelah stress inspeksi. Mengisi form-form yang nggak cuma gw dan Mas Bojo doang yang isi. Mas Bojo dan gw masing-masing harus isi form kita masing-masing yang asumsinya nama Mas Bojo dan gw akan masuk sebagai nama penyewa. Selain itu, mereka juga minta referensi dari employer kita, selain kasih slip gaji selama dua atau tiga minggu sebelumnya (gaji di sini dibayar mingguan / dua mingguan), minta form ke pemerintah yang isinya kalau gw adalah "good tenant", yang artinya nggak pernah telat bayar sewa, ataupun nunggak berbulan bulan, ataupun bikin rumah hancur berantakan, barengan sama identitas diri.

Selain orang kantor, mereka juga minta referensi temen juga. Gw sampe pusing, karena satu temen gw lagi di Indonesia, sibuk pula di sana, yang lainnya udah jarang gw hubungi (teman apa ini gw!!). Akhirnya ya minta tolong temen yang jauh, ya nggak apa-apa juga sih, yang penting ada temen yang mau.

Habis semua keisi, dan nggak mungkin jadi dalam semalem, baru deh bisa apply sewa untuk rumah yang dimau. Habis itu ya tinggal nunggu email dari agennya apakah kita yang dapet atau orang lain yang dapet. 

Penolakan Sewa Rumah = Penolakan Lowongan Kerja

Stress dan kecewanya sama. Gilak!!! Udah belasan yang di apply setengahnya di reject setengahnya digantung nggak jelas. Serius! Rasanya sudah seperti harap-harap cemas diterima kerja atau enggak. Stress tahap berikutnya pokoknya.

Apalagi kalau sharing sama temen-temen kantor yang sama stress nya karena ditolak melulu. Bahkan ada temen gw yang selama empat bulan berturut-turut apply untuk sewa rumah dan selalu ditolak. 

Pahit banget rasanya, apalagi kalau rumah yang kita apply bener-bener kita suka banget, dan pengen banget dapet rumah itu. Eh tau-tau dapet email isinya penolakan. Hu hu hu... sedih.

Karena kita juga sebenernya agak ekstrim yak cari rumah, jadi tiap minggu kita minimal harus bisa apply dua rumah. Jadi kalau minggu ini dapat email penolakan, paling enggak di minggu yang sama kita juga apply rumah lainnya plus ngejalanin inspeksi rumah lainnya juga. 

Tapi lama-lama gedeg juga sih liat email isinya rejection melulu. Sampe mbatin gini amat sih cari rumah sewaan.

Bantuan Agen

Karena rumah sebelumnya juga sewanya via agen, dan kita harus kasih tau agen kalau kita mau pindah rumah, Mas Bojo tiga bulan sebelum pindah udah sounding ke agennya kalau lagi cari rumah buat pindah. Sama agennya memang ditanyain sih, kenapa mau pindah. Alasan kita sih karena pengen cari rumah yang lebih luas aja.

Nah, karena nama Mas Bojo ini bagus sebagai penyewa, si agen ini malah bantuin cariin rumah. Sama dia ditanyain mau rumah yang seperti apa. Sama dia ditawarin deh beberapa rumah yang sesuai sama maunya kita dan sesuai budget kita.

Ada tiga rumah yang ditawarin sama si agen (bless her heart). Yang pertama dibawah budget banget, tapi begitu lihat fotonya kita berdua cuma ketawa. Mas Bojo bilang ke agennya kalau rumah itu malah lebih jelek daripada rumah yang kita tempatin. Si agen malah setuju.

Rumah kedua, rumah baru, dan si agen baek banget. Dia kasih foto 3D nya ke kita untuk inspeksi dulu. Kalau misalnya suka, dia bisa bikin jadwal untuk kita private inspection sebelum dia lempar ke pasaran. Karena via 3D gw suka, jadi kita lanjut ke jadwalin private inspection yang jatuh sehari sebelum dilempar ke pasaran. 

Rumah kedua ini bagus, dan Mas Bojo pun juga suka. Sayangnya ternyata driveway nya terlalu curam untuk mobil Mas Bojo. Jadi sama Mas Bojo ditolak deh.

Rumah ketiga ini sebenernya dari perusahaan agen yang sama, tapi agen manager yang berbeda, tapi agen rumah lama kita nawarin ini. Katanya yang pegang temennya, dia bisa atur waktu buat private inspection rumah ini kalau kita mau.

Di gambar gw suka, sayangnya jadwal private inspection pas gw kerja. Jadi cuma Mas Bojo aja yang lihat. Menurut Mas Bojo rumah ketiga ini "ticking every points" yang Mas Bojo dan gw mau. Bahkan waktu si agen bilang, dia kasih waktu untuk Mas Bojo diskusi dulu sama gw (mas bojo juga ambil video rumah ini untuk dilihatkan ke gw), Mas Bojo bilang "nggak usah diskusi, gw yakin dia mau, kita ambil rumah ini."

Sore-nya, gw udah terima email selamat atas rumah barunya. Yang artinya udah masuk agen dan mereka setuju kalau Mas Bojo dan gw sebagai penyewa rumah ini. Lega? Iyalah!!! Setelah ber belas rumah menolak dan menggantungkan kita, akhirnya ada dapat email begini, walaupun lewat agen sendiri, ya seneng lah. 

Proses Pembayaran

Email berikutnya adalah proses pembayaran. Masing-masing agen properti punya aturan sendiri untuk pembayaran, tapi kurang lebih sama. Mereka minta uang bond dan uang pembayaran sebulan di depan sebelum pindah.

Uang bond  dan uang sewa sebulan di depan ini bisa sekaligus, bisa dalam jangka waktu seminggu satu sama lain. Tapi untuk agen gw ini, mereka minta dibayar sekaligus dan dalam waktu dua puluh empat jam. 

Uang bond ini semacam uang jaminan yang jumlahnya sama seperti jumlah uang sewa perbulan. Uang ini akan kembali ke kita kalau kita memutuskan untuk berhenti sewa properti yang kita sewa. Akan kembali utuh kalau rumah yang kita sewa bentuk luar dan dalamnya 99.9% sama seperti sebelum kita sewa. Kalau misalnya ada yang nggak sama, ya uang bond nya akan dipotong sesuai sama kerusakan yang kita buat.

Uang sewa sebulan ke depan ini untuk jaga-jaga juga kalau misalnya kita pindah satu bulan sebelum masa sewa habis, di bulan terakhir kita sewa kita nggak perlu lagi bayar sewa.

Agak kaget juga sih lihat jumlahnya yang $4,000an, hahahaha. Mana harus dibayar dalam waktu dua puluh empat jam, kalau enggak bakalan dilempar ke pasaran. Untung ada simpenan, jadi ya gampang sih, hehe. 

Serah Terima Kunci


Uang sewa dan bond udah dibayar, bukan berarti terus kita bebas mau pindah kapanpun. Karena rumah baru yang kita sewa ini available nya di awal Maret, dan kita beberes masalah pembayaran di minggu ketiga bulan Februari, jadi harus nunggu seminggu lagi untuk bisa masuk ke rumah baru.

Buat gw, jadi semacam "yaudah deh" karena gw nggak pernah lihat rumahnya secara fisik. 

Akhirnya hari Jumat kita dijadwalkan untuk serah terima kunci. Serah terima kunci ini di kantor agennya, bukan di rumahnya. Jadi kita harus ke kantor agennya, plus bawa beberapa barang-barang yang bisa diangkut-angkut ke rumah baru. 

Jadi hari itu gw baru pertama kali lihat dalemnya rumah baru sekalian pindahan. Untung aja sih gw suka sama rumahnya. Kebayang nggak kalau ternyata gw nggak suka sama rumahnya. Bakalan ngajak pindah lagi dalam setahun ke depan. 


Akhir kata, walaupun ujung-ujungnya minta tolong agen, paling enggak udah nggak perlu lama-lama stress. Stress karena cari rumah, stress karena harus isi form tiap kali apply rumah, stress nunggu jawaban agen, stress dapet balesan yang isinya cuma penolakan, dan stress karena weekend nggak istirahat, tapi cari rumah. 

Sekarang udah sebulanan tinggal di rumah baru, masih harus banyak berbenah, kardus-kardus masih melimpah ruah di sudut ruangan, masih harus beli ini itu untuk ngisi kamar-kamar. Tapi gw seneng, karena rumahnya sesuai sama apa yang gw mau, walaupun harus berkorban waktu untuk ngantor, tapi worth it. Karena buat gw, rumah adalah tempat dimana gw bisa melepas semua lelah, dan menikmati hidup.



 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.