Hello Straya: Great Ocean Road Trip 2.0
By Miss Across the Sea - Saturday, November 12, 2022
Saatnya liburan!!
Setelah satu setengah tahun bekerja dan belum pernah pergi berlibur, akhir bulan Oktober kemarin gw memutuskan untuk ambil cuti, dan kebetulan pas kena hari kejepit.
Sebenarnya liburan ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Biar gw kedapatan bagian gitu maksudnya.
Karena gw kerja empat hari, dengan hari Kamis libur, jadi gw ambil hari Jumat cuti. Terus ambil cuti hari Senin juga. Eh, ternyata di hari Selasa-nya public holiday di Victoria. Jadi pas deh! Selain itu, rencananya juga pengen ngerayain anniversary yang diluar kebiasaan. Biasanya sih cuma makan malam aja di restoran mana gitu.
Melepas Stress
Selain untuk merayakan anniversary, liburan ini sebenarnya juga untuk melepas stress yang dari awal tahun sampai sekarang datang bertubi-tubi. Selain tiba-tiba leader di ruangan gw resign dan diganti dengan yang baru (dan belum ada pengalaman di childcare), terus di bully sama si guru baru ini (tenang aja, sekarang kita sudah baikan), mobil ditabrak dan butuh tiga bulan tarik ulur sama si penabrak (awalnya nggak mau ganti rugi), ditarik dari ruang kelas dengan janji ditaruh diruangan lain, sampai ternyata malah di PHP-in, sampai terakhir jadi "korban" ketidak profesional-an salah satu staff kantor di tempat gw kerja.
Ternyata dengan tarik nafas saja, semua masalah ini nggak bikin badan gw jadi santai lagi. Terus gw ini tipikal orang yang gampang banget dibaca body language nya.
Jadi kalau gw gloomy, sudah kebaca deh sama orang-orang sekitar.
Selain itu, kebawa sampai kesehatan mental juga jadinya. Gampang marah, gampang tersinggung, mulai sedikit kasar, terus gampang marah-marah dan capek. Kasian juga Mas Bojo, menghadapi gw yang setiap pulang kerja selalu bawa cerita nggak enak melulu dari tempat kerja.
Great Ocean Road (Lagi)
Kenapa lagi? Karena dulu gw pernah ke Great Ocean Road. Jaman masih pulang pergi Australian - Indonesia. Mas Bojo juga pernah bilang pengen balik ke sana lagi, dan pengen menjelajah Great Ocean Road dari ujung ke ujung.
Sebenarnya, pilihan berikutnya adalah ke Echuca. Salah satu tempat di perbatasan Victoria dan New South Wales gitu. Ini jadi salah satu pilihan karena tempatnya memang untuk wisata, dan kita berdua pengen ke Cactus Country yang ada di sana. Sayangnya, di bulan Oktober ini curah hujan di Victoria tinggi sekali, Echuca banjir gede, dan jalan ke sana ditutup.
Akhirnya memang memutuskan untuk ke Great Ocean Road (GOR) lagi aja. Kali ini kita memutuskan untuk menginap dua malam. Biar bisa dapat semua spot-spot yang ada di sana.
Baca Juga: Great Ocean Road
Oh iya, GOR ini nggak cuma memorial untuk mengenang tentara yang gugur di sini. Di sepanjang jalan ini kita bisa lihat berbagai macam wisata. Kita bisa lihat mercusuar, juga beberapa air terjun, juga formasi bebatuan alami yang dibentuk dari angin selatan. Dan ini ada membentang sampai ke perbatasan Australia Selatan.
Persiapan
Waktu kita liburan ini sebenarnya pas di waktu musim semi. Jadi teorinya matahari sudah mulai hangat. Tapi di bulan Oktober ini curah hujan tinggi sekali. Walaupun hujan, tapi di sini kehidupan berjalan normal aja, yah kesendat dikit karena hujan dan banjir, jadi macet dan lain sebagainya.
Karena masih musim hujan, jadi kita menyiapkan mantel hujan yang rencananya akan dipakai kalau kita ke pantai, atau menyusuri track-track yang ada di GOR.
Selain mantel hujan, juga menyiapkan satu tas untuk baju ganti kalau baju yang kita pakai basah. Di dalamnya satu pasang baju ganti Mas Bojo dan gw, sepatu dan kaus kaki, handuk, dan juga daleman.
Untuk baju ganti tiga hari ada juga dong. Ditaruh di koper kecil yang muat untuk baju kita berdua. Yang pasti, baju yang dibawa yang nyaman untuk jalan dan manjat-manjat pastinya.
Gw udah pasti bawa skin care gw. Walaupun liburan, menjaga kulit mah ga libur. Juga toiletries lainnya. Skin care gw, toiletries gw dan Mas Bojo masing-masing ada tas nya. Biar nggak ribet aja. Juga untuk charger handphone plus kabel-kabel lainnya juga ditaruh di dalam tas tersendiri. Intinya sih biar nggak ribet aja kecampur sama yang lainnya.
Cemilan di dalam mobil wajib ada. Biasanya sih permen kenyal, sama kukis kukis yang gampang dimakan, ringan, en nggak bikin kotor tangan.
Gw juga bawa hand sanitizer yang bisa digantung di tas. Di dalam mobil juga ada.
Kita juga bawa kotak es yang diisi sama minuman kaleng. Karena banyak berhentinya, dan juga punya rencana untuk barbeque, jadi kotak es ini penting banget buat nyimpen minuman. Minumnya sih yang ukurannya kecil-kecil aja. Sekali minum buang aja pokoknya, biar nggak ribet.
Di dalam kotak es ini juga ada daging-dagingan buat barbeque. Untung aja di dalam kamar penginapan ada kulkas, jadi bisa dimasukkin di dalam freezer dagingnya. Kita barbeque di hari terakhir pada akhirnya.
Selain bawaan, persiapan lainnya seperti cek angin roda kendaraan, cek air, dan cek-cek lainnya. Apalagi lagi musim hujan, jadi benar-benar harus bagus kondisi kendaraannya.
Karena pergi selama tiga hari, jadi Duke (anabul satu-satunya) juga harus selalu tersedia makanannya. Jadi kita minta tolong anak perempuan Mas Bojo untuk datang sehari sekali buat nyediain makanannya Duke. Duke nggak bisa dibawa (padahal penginapan kita ramah hewan peliharaan) karena anaknya gampang stress, dan aja sembuh dari penyakitnya, yang disebabkan (katanya sih) dari stress. Jadi, kita nggak mau ambil resiko dia stress lagi.
Kita juga memasang kamera pengaman di dalam rumah yang bisa dipantau dari hape. Jadi bisa mantau keadaan rumah kapan aja, termasuk kapan anaknya datang, dan kondisi Duke juga.
Penginapan
Yang pertama kita lakukan adalah mencari tempat penginapan yang pas ditengah-tengah. Nggak terlalu jauh dari Melbourne, dan nggak terlalu jauh ke Australia Selatan.
our studio room |
Gw? Kalau gw sih gampang, kalau laper tengah malem gampang cari makan. Mau itu ditengah kota ataupun di tengah sawah, yang penting ada makanan tengah malam, udah cukup buat gw. Ya, selain itu, juga maunya kamarnya yang nyaman dan nggak keganggu sama tetangga lainnya.
Kebetulan penginapan yang kita pilih ini menyediakan bungalow yang benar-benar terpisah dari ruangan lainnya. Mungkin ini jadi pilihan Mas Bojo, selain harga yang benar-benar nggak menguras kantong.
Tempatnya pas banget untuk yang pengen benar-benar merasakan kedamaian, tanpa ada suara apapun, karena tepat di tengah-tengah sawah dan hutan. Bahkan akhirnya bisa melihat bintang-bintang (kalau pas lagi nggak mendung), yang selama di Melbourne susah banget liatnya.
Untuk review lengkapnya, ditunggu aja yah. Habis ini pasti di up.
Hari Pertama
Hari pertama liburan Mas Bojo dan gw menghabiskan waktu untuk menikmati beberapa tempat wisata di sekitar GOR. Karena kita minta waktu check in jam lima sore, jadi kita punya banyak waktu untuk berkunjung ke beberapa tempat wisata.
Kenapa check in nya jam lima sore, karena penginapan kita tempatnya pas diantara Melbourne dan Australia Selatan, dan beberapa tempat yang mau kita kunjungi ada sebelum penginapan.
Berangkat dari rumah nggak pagi-pagi amat. Karena kita memutuskan untuk take it easy aja. Berangkat sekitar jam sepuluh pagi, dan berhenti di kota Anglesea untuk sarapan / makan siang. Yah standar lah ya makan siangnya. Sandwich dan Pie.
Great Ocean Road Memorial Arch |
Berikutnya kita ke Teddy Lookout, yang sebenarnya nggak direncanakan. Karena rencana awalnya adalah pergi ke air terjun Phantom, tapi karena perjalanan ke air terjunnya cukup panjang, 45 menit jalan kaki, akhirnya kita memutuskan untuk ke Teddy Lookout aja.
View from Teddy's Look Out |
Di Teddy Lookout kita bisa lihat GOR dari atas, dan bisa lihat sungai Saint George dari sini. Karena cuacanya gerimis dikit-dikit, jadi nggak perlu pake mantel, dan juga pemandangannya jadi bagus banget.
Berikutnya kita berhenti di Sheoak Waterfall. Pas banget datang ke air terjun pas lagi musim hujan, jadi airnya deras sekali. Untuk tracking ke air terjun ini sebenarnya gampang. Cuma sekitar 15 menit jalan ke air terjunnya, dan track nya juga gampang. Nggak banyak menanjak, malah banyak dikasih jalan. Tapi memang agak licin dan becek karena hujan.
Di sepanjang track, kita melewati jalan menanjak, dan saat dekat dengan air terjunnya track nya dekat dengan sungai. Di depan air terjun, dikasih platform, jadi nggak perlu khawatir nggak ada tempat untuk berpijak. Juga disediakan bangku, siapa tau mau duduk menikmati air terjun yang pas di depan mata.
Dari air terjun ini, kita langsung ke penginapan. Karena waktunya sudah sekitar jam empat sore, dan check-in jam lima sore. Waktu tempuh memang kurang dari satu jam, tapi karena waktunya hanya satu jam, kita nggak sempat untuk berhenti-berhenti lagi, karena untuk mengunjungi satu tempat wisata diperlukan waktu minimal tiga puluh menit.
Hari Kedua
Hari kedua kita berangkat agak siang. Karena mungkin kita menginap, jadi nggak begitu terburu-buru. Tapi hari kedua ini jadwal kita ini agak padat merayap gitu. Walaupun begitu, tetap bisa dinikmati kok.
Cuaca hari itu juga sudah nggak hujan, matahari juga bersinar terang, tapi angin tetap dingin. Jadi tetap pakai mantel aja, dengan persiapan payung dan mantel hujan di tas.
Pemberhentian pertama itu satu kompleks sih, yaitu Loch Ard Gorge, The Razorback, Tom and Eva Lookout, Broken Head dan Tunder Cave. Ini adalah formasi bebatuan di GOR.
Selain itu, kita mengunjungi kompleks pemakaman kuno di sekitar Loch Ard Gorge. Kompleks pemakaman ini sebenarnya dibuat untuk mengenang para penumpang kapal Lord Ard, yang dari 54 orang, hanya empat jenazah yang bisa diambil dari kapal yang karam ini. Nah, di pemakaman inilah empat jenazah ini dikebumikan.
Loch Ard Gorge |
Mampir (lagi) ke Loch Ard Gorge, karena Mas Bojo pengen mengabadikan mobil koleksinya di sini. Gw jugalah ikutan tampil sekali kali.
Setelah dari kompleks Loch Ard Gorge, kita berhenti di Port Cambell buat makan siang. Karena ini liburan panjang, jadi banyak turis juga di kota ini. Kita kemudian mengunjungi salah satu cafe / restoran di sana, Waves namanya.
Di cafe / restoran ini gw pesennya fish and chips karena nggak ada menu ayam. Ada sih, tapi nggak menarik selera gw, jadi pesennya fish and chips aja. Sedangkan Mas Bojo pesan Beef Sandwich, sumpah ini baru pertama kali gw lihat beef sandwich. Rasanya pun enak.
Nggak lupa juga pesan dua cangkir gede capuccino. Karena kopi di penginapan nggak begitu enak, jadi Mas Bojo dan gw yang coffee addict ini harus cari kopi yang paling enggak rasanya bisa di toleransikan.
Eh, cafe / restoran ini unik loh, mereka koleksi uang dari pengunjung mereka dari berbagai belahan dunia. Pas ke toilet mereka, di sepanjang gang nya dipajang juga tiga pigura yang penuh dengan mata uang dari berbagai belahan dunia.
Lanjut...
Pemberhentian berikutnya adalah The Grotto. Formasi bebatuan ini sedikit berbeda dari formasi bebatuan lainnya. Jadi ini adalah semacam gua tapi seperti blowhole yang dibentuk oleh angin laut selatan, tapi juga mirip seperti lengkungan alami gitu.
Untuk sampai di The Grotto kita jalan kaki di lajur yang sudah disediakan. Nggak khawatir sih, karena jalannya bagus banget. Untuk sampai di sana, harus turun tangga kayu gitu. Tapi nggak jauh kok, cuma beberapa meter dan nggak susah-susah banget.
Selesai dari The Grotto, kita lanjut ke sebuah kota kecil yang namanya Peterborough. Di sini kita berhenti di sebuah lookout yang dikasih nama Shipwreck Trail. Di tempat ini disediain teropong gitu yang mengarah ke laut. Mungkin untuk melihat bangkai kapal yang tenggelam di sekitaran situ kali ya.
Setelah dari Shipwreck Trail di Peterborough, kita lanjut ke formasi bebatuan lainnya, Bay of Islands. Ini jadi destinasi terakhir untuk melihat formasi bebatuan di sepanjang GOR, kalau kita berangkat dari Melbourne. Di sini kita bisa melihat formasi bebatuan (lagi) kali ini jumlahnya lumayan lebih banyak sih.
Selesai dari Bay of Islands, kita terus menuju ke air terjun lainnya. Kali ini kita mengunjungi Hopkins fall yang terletak di Warnabool. Air terjun-nya sih nggak setinggi air terjun lainnya, tapi panjang. Dan karena beberapa minggu ini Victoria diguyur hujan, jadi air terjunnya kencang banget.
Warnabool sendiri adalah kota yang lumayan besar di sekitaran GOR. Nggak seperti kota-kota lainnya di sepanjang GOR, Warnabool bisa dibilang kota yang paling besar. Di sini ada shopping mall, supermarket, bahkan beberapa restoran cepat saji seperti KFC, Hungry Jack, Mc Donald. Dan di malam hari, mereka ada banyak cafe dan restoran yang buka.
Di Warnabool sendiri, kita mengunjungi beberapa tempat seperti The Old Aquarium, Whale Watching Platform di Logan Beach, Granny's Grave Beach dan Stingray Bay. Karena setelah dari Stingray Bay udah malem aja, jadi kita ke pusat kota cari makan. Sayangnya semua restoran penuh, jadi kita pesen fish and chips dan makan di parkiran Woolworths.
Setelah dari Warnabool, kita langsung balik ke penginapan. Karena besoknya kita harus balik ke Melbourne, dan nggak mau terlalu malam tidurnya, karena mau bangun agak pagian untuk kembali menjelajah beberapa tempat di GOR yang belum kesampaian.
Sampai di penginapan, mandi, langsung tidur deh.
Hari Ketiga
Di hari ketiga, kita check out sekitar jam 11 siang. Kita nggak tau kalau ternyata check out nya harus sebelum jam sepuluh pagi. Tapi nggak apa-apa sih, karena penginapan kita ini self check out gitu, dan nggak ada staff yang jagain sama sekali.
Oke, di hari terakhir ini, kita nggak langsung pulang, tapi mampir ke beberapa tempat.
Ship Anchor Wreck at Wreck Beach |
Tempat pertama yang kita kunjungi adalah Wreck Beach. Dengan harapan bisa lihat bangkai kapal di pantai gitu. Mas Bojo dan gw bersumpah nggak lagi-lagi ke tempat ini. Karena jalur kendaraannya nggak begitu bagus. Jalur ke pantai pun "menakjubkan"!!!
Trail-nya curam dan panjang. Untuk sampai ke pantai sih gampang ya, tinggal turun aja terus. Untuk naiknya kita berdua memakan waktu kurang lebih 25 menit, saking curam dan tingginya. Gw harus menghirup ventolin dua kali saking parahnya ini trail.
Pantai ini juga panjang. Begitu sampai di pantai, kita nggak langsung bisa nemuin bangkai kapal. Kita harus jalan beberapa meter ke kiri atau ke kanan, atau bisa dua-duanya sih kalau ada waktu.
Small Waterfall at Wreck Beach |
Kita memilih ke arah kanan kita. Dalam perjalanan melihat dua atau tiga air terjun mini gitu. Dan track nya panjang banget. Begitu sampai di tujuan, cuma bisa lihat satu bangkai jangkar, dan satu bangkai mesin kapal berdekatan, dan nggak nemu lainnya. Agak overboard banget kalau pantainya dinamain Wreck Beach, tapi cuma nemu dua bangkai kapal doang.
Berikutnya kita berhenti di Redoak Californian Wood Forest. Tempat pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jadi keingat hutan pinus Mangunan di Jogja itu. Tempatnya sebenarnya nggak begitu luas, tapi lumayan lah asri dan dekat dengan aliran sungai.
Karena jarak dari Wreck Beach ke RedOak Californian Wood Forest agak jauh, jadi waktu kita agak kebuang di sini. Kita juga berhenti beberapa kali, seperti gw yang kebelet pipis dan Mas Bojo yang kelabakan cari es batu dan susah banget carinya. Jadi setelah dari Redoak Forest kita langsung memutuskan cari tempat untuk barbeque.
Eh, tapi kita sempet berhenti di Carlisbrook Beach dulu sebelum barbeque. Ini adalah salah satu travel highlight nya Mas Bojo dari jaman mbuh. Di Carlisbrook beach ini terkenal dengan stacking rock nya. Tapi cari pantainya aja susah banget.
Akhirnya nemu pantainya pas di depan Carlisbrook fall. Jadi kita parkir mobil kita di parkiran mobil Carlisbrook Fall, terus nyebrang ke pantainya. Jalan ke arah pantainya pun nggak ada, ada juga jalan yang dibuat sama pengunjung. Setelah bolak balik cari jalan ke arah pantai, yang nggak nemu, karena letaknya pas di pinggir jalan raya, akhirnya kita memutuskan untuk pakai jalan yang dibuat sama pengunjung sebelumnya.
Sampai di sana, ada satu stacking rock yang masih berdiri. Ya sudah deh, akhirnya kita buat beberapa stacking rock juga. Katanya sih memang stacking rock ini nggak bertahan lama, karena angin dan air laut yang pasang akan menghancurkannya. Yaaahh... nggak apa-apa sih, yang penting sudah sampai.
Nggak semua tempat wisata bisa buat barbeque-an di sini. Kita harus benar-benar lihat tandanya. Beberapa tempat menyediakan tempat duduk untuk piknik, tapi nggak barbeque. Jadi setelah dari Carlisbrook Beach, Mas Bojo dan gw nyari-nyari tempat barbeque. Akhirnya ketemu di Lorne. Pas banget, depan pantai, dan satu tempat barbeque satu tempat piknik.
Setelah kenyang, baru deh langsung hajar pulang ke rumah. Sampai rumah ya udah, barang-barang ditinggal dulu di mobil. Bebersih badan, kasih makan Duke, leyeh-leyeh sebentar, tidur deh.
Masalah beberes barang bawaan baru besoknya diberesin.
Nah itu deh liburan tiga hari gw di Great Ocean Road. Emang banyak yang ke skip, terutama beberapa tempat sebelum penginapan. Alasannya sih karena sudah pernah ke sana, dan pengen nyelesein semua formasi bebatuan di Great Ocean Road.
Saran gw sih, kalau memang pengen liburan ke Great Ocean Road saat datang ke Melbourne, jadwalkan lebih dari sehari ya, karena nggak cukup kalau cuma sehari.
2 comments
Hi mbak Ghita Ayu, salam kenal 😊
ReplyDeleteTertarik banget untuk nge-klik blogpost tentang GOR ini, aku jadi bisa throwback sewaktu diajak teman untuk jalan-jalan gratis kesana gara temennya cancel trip tapi tiket bis pariwisatanya tidak bisa di refund hehe.. beberapa dari foto mbak yang masih aku ingat seperti pintu gerbang GOR, itu pasti tempat wajib untuk foto ya kalau berkunjung kesana. Tempat yang aku suka disana itu 12 apostles sama pantai loch and gorge.. kalau makanannya aku masih ke inget banget aku makan blueberries cheese muffin, seinget itu gara-gara enaknya padahal udah 8 tahun yang lalu hehe
Hi Mbak Marina, makasih udah mampir ya.
DeleteIya ini trip kedua aku ke GOR. Makanya banyak yg aku skip, hehehe... Loch Ard Gorge mmg bagus bgt, sebenernya trip pertama aku ke sini juga, karena bagus jadi ke sini lagi deh.
Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.