Pulang Kampung Ke Indonesia Pt.1 - Dokumen, Transport Dan Akomodasi

By Miss Across the Sea - Monday, March 10, 2025

 

Setelah tinggal di Australia, memang sudah lama aku nggak mengunjungi Indonesia. Alasannya sih karena waktu itu belum mantap ya karir nya. Karena buat aku, berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan keluarga itu sungguh luar biasa: pengeluarannya dan juga persiapan batinnya.

Bukan berarti aku akan mengunjungi keluarga besar, enggak, tapi karena kedua orang tuaku tinggal terpisah, dan keduanya juga tinggalnya di dua kota yang berbeda dan bukan salah satu dari kota yang akan dikunjungi. Kedua kota tempat tinggal kedua orang tuaku itu butuh waktu dan biaya lagi untuk dikunjungi. Jadi akhirnya setelah berdiskusi dengan Mas Bojo dan kedua orang tuaku, kita akhirnya sepakat untuk ketemu di tengah-tengah, yaitu Yogyakarta. Selain karena nostalgi(l)a jaman kuliah dulu, juga orangtuaku sempat tinggal di Yogyakarta sebelum akhirnya memutuskan untuk berpisah.

Yogyakarta bukan satu-satunya kota yang akan kita kunjungi. Rencananya kita akan landing di Jakarta, kemudian ke Yogyakarta, Dan terakhir akan pulang ke Melbourne via Bali. 

Persiapan Dokumen

Visa

Apa aja yang disiapkan sebelum gw dan Mas Bojo berkunjung? Karena Mas Bojo WNA, jadi harus melihat visa apa yang cocok. Karena Australia termasuk salah satu Negara dengan Visa on Arrival, jadi pilihannya lodge Visa setelah di Indonesia atau bisa secara online. Biar nggak ribet dan nggak nggremeng aku-nya, jadi kita memutuskan untuk apply Visa nya online saja. Untuk website nya sih ada di webnya imigrasi ya, kalau nggak mau ribet klik aja di sini. Sedangkan aku yang statusnya Masih WNI, nggak perlu Visa. Tapi perlu juga di ingat, karena status aku yang Permanent Resident (PR) di Australia, aku juga harus lihat apakah Visa aku ini membutuhkan Resident Return Visa untuk kembali ke Australia. 

Resident Return Visa (RRV) untuk Australian Permanent Resident seperti aku ini berlaku Lima tahun setelah mendapatkan PR. Jadi setelah lima tahun, dan berencana mau keluar dari Australia dan akan balik lagi ke Australia, aku harus apply RRV ini untuk bisa kembali ke Australia. Saat ini aku belum sampai Lima tahun pegang PR, jadi belum butuh RRV.

IMEI

Ini agak tricky sih. Karena selama di Melbourne, aku dengar Indonesia membuat aturan pendaftaran IMEI buat ponsel yang dibeli di luar Indonesia. Selain itu, informasi yang aku dapatkan juga mengatakan kalau aku bisa daftar IMEI online, dan jika daftar maka gratis, dan kita bisa menggunakan ponsel kita di Indonesia. Jadilah kita mendaftarkan IMEI kita secara online dan mendapatkan nomor registrasi yang nanti akan ditujukkan ke petugas IMEI di bandara. 

Cerita tentang IMEI ini, ternyata pendaftaran IMEI online ini hanya untuk mendata profil kita di bea cukai. Semua website yang aku lihat cuma mengatakan semua barang elektronik yang dibeli di luar Indonesia harus didaftarkan, dan jika digunakan lebih dari 90 hari maka harus bayar pajak. MASALAHNYA! Adalah ketika kita memberikan bukti daftar IMEI ke petugas bea cukai, aku harus bayar pajak! Padahal aku nggak menggunakan ponsel aku lebih dari 90 hari (cuma 16 hari liburan), Dan Mas Bojo nggak harus bayar. Alasannya adalah karena aku Masih memegang passport Indonesia! Jadi untuk bisa menggunakan SIM card Indonesia di ponsel aku, aku harus bayar sekitar Rp2,000,000-an. Padahal semua website yang aku baca sebelumnya nggak  bilang kalau kita yang ber-passport Indonesia, tetap harus bayar pajak cukai walaupun nggak tinggal lebih dari 90 hari. Akhirnya sih aku nggak bayar, ya ngapain gitu bayar dua juta lebih untuk bisa menggunakan SIM card Indonesia di ponsel aku yang waktu pakainya cuma kurang lebih dua minggu doang. 

Satu Sehat

Ini kita juga online dari Melbourne. Untuk formulirnya bisa dicari online kok. Tinggal diisi saja data yang dibutuhkan. Waktu itu (Oktober 2024) aku baca memang diwajibkan, mengingat waktu itu masih ada wabah cacar monyet (monkey pox) di Asia. Jadi buat jaga-jaga kita juga daftar ini. Saat landed  di Jakarta nggak ada sih di tanya. Mungkin pengalaman orang lain berbeda ya. 

Transportasi


Ini juga penting sih. Kemarin aku beli tiket pesawatnya memang jauh-jauh hari. Malah 8 bulan sebelum waktu keberangkatan. Kenapa? Karena kerja. Di tempat kerjaku, akhir tahun adalah waktu dimana banyak staff mau ambil libur. Selain karena akhir tahun, juga saatnya tax return. Banyak orang yang sudah daftar cuti mereka jauh-jauh hari, yang daftarnya dekat-dekat waktu mau cuti, jarang banget dapat approval. Makanya jauh-jauh hari pesan tiket pesawat dan lodge cuti di tempat kerja. 

Rute liburan ini Melbourne - Jakarta dan Bali - Melbourne. Karena kita berencana mengunjungi tiga kota. Jakarta, Yogyakarta dan Bali. Dari Jakarta ke Yogyakarta Mas Bojo dan gw membutuhkan untuk naik kereta. 

Untuk pesawat, kita memutuskan menggunakan Garuda Indonesia. Alasannya sih ya karena dengan harga yang nggak begitu mahal (dibandingkan dengan Qantas) dan sedikit di atas JetStar, tapi dapat fasilitas lengkap. Duolingua juga. 

Untuk kereta Jakarta - Yogyakarta, kita memutuskan menggunakan kelas compartment nya KAI. Mengingat perjalanannya yang lumayan lama, dan Mas Bojo ingin sekali merasakan kelas compartment nya KAI ini. Untuk tiket kereta ini aku pesannya sebulan sebelum keberangkatan. Tujuannya sih biar nggak ribet aja pas sampai di Indonesia malah harus kepikiran beli tiket perjalanan. 

Dari Yogyakarta ke Denpasar, kita menggunakan pesawat. Lagi-lagi sih kita menggunakan Garuda Indonesia ya. Nah, untuk tiketnya aku pesannya agak dekat waktu keberangkatan ke Indonesia, karena, entah kenapa aku lupa beli, baru ingat setelah cek semua tiket perjalanan ke Indonesia.

Akomodasi


Aku pesan Akomodasi saat di Melbourne. Tricky banget buat aku, karena ada tiga kota yang akan dikunjungi, dan aku nggak mau salah pesan hari. Terutama saat kita memutuskan untuk menggunakan kereta dari Jakarta ke Melbourne, dimana waktu sampai di Yogyakarta-nya tengah malam. 

Sekedar tips untuk kalian yang berkunjung ke lebih dari satu kota, pastikan tanggal check in di kota berikutnya adalah tanggal check out di kota sebelumnya kalau perjalanannya tidak memakan waktu lebih dari 24 jam. Juga, pastikan waktu check in di kota berikutnya. Sebagian besar hotel membuka waktu check in pukul dua siang hingga tengah malam. Dan untuk lebih amannya lebih baik menghubungi hotel untuk mengkomunikasikan waktu kedatangan. Aku kirim email ke hotel tempat aku menginap di Yogyakarta, memberikan mereka informasi mengenai waktu kedatangan, jenis transportasi yang digunakan, juga kisaran waktu tempuh dari stasiun ataupun bandara ke hotel. 

Hotel-hotel ini aku pesan di salah satu aplikasi travel yang aku punya. Di aplikasi ini aku dapat point yang bisa aku gunakan untuk diskon hotel, diskon transport, atau gratis sarapan tanpa biaya apapun. Mas Bojo selalu memastikan amenities yang dibutuhkan tersedia. Misalnya, karena kita tinggal lumayan lama, apakah ada jasa laundry di hotel, apakah menyediakan sewa kendaraan (motor atau mobil), adakah transport antara jemput dari dan ke bandara atau stasiun, dan lain sebagainya. 

Nah, ini deh persiapan aku waktu mau pulang kampung ke Indonesia dari Australia. Buat aku, selalu update dengan perkembangan dokumen dan izin masuk Indonesia itu sangat penting, biar nggak jadi seperti orang hilang saat sampai di Indonesia. Juga biar nggak menghabiskan banyak waktu untuk mengurus sesuatu yang sebenarnya bisa diurus saat di Australia. 



  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.