Menghadapi Cara Hidup Ala Staya || Pengalaman Kaget Budaya

By Miss Across the Sea - Sunday, February 04, 2018


Hi semua,

Sebelumnya, gw bikin Disclaimer dulu yah:

Cerita ini dari sudut pandang gw yang tinggal di salah satu suburb di Melbourne, Victoria. Kemungkinan ada sedikit perbedaan di bagian Australia lainnya, jadi mohon dimaklumi, dan mohon untuk nggak men-generalisir semua.

Sebenernya gw mulai aktif bikin blog ini karena gw pengen bercerita tentang kehidupan baru gw di Aussie. Punya blog nya dari 2009, mulai aktifnya setelah punya pacar Mas Bojo ini. Jadi kalau isinya tentang cerita-cerita gw tinggal di Australia, mohon di maklumi ya, kan memang ceritanya bikin blog memang pengen bercerita tentang kehidupan di negara orang. 

Kemarin-kemarin gw banyak cerita tentang pergi kemana aja, dan ngapain aja. Pertama kali makan ini itu, juga perjuangan untuk (paling enggak) bisa tinggal di sini, tanpa harus tiga bulan sekali keluar dari Aussie dan berurusan sama Immigrasi Aussie. 

Setelah lebih dari setengah tahun tinggal di sini, banyak banget yang bikin gw belajar hal-hal baru. Ada yang gw terima gitu aja, ada juga yang bikin gw sedikit pegel karna mangkel.

Let's break it down!!!

Strayan Language

Heyyyy, jangan pikir gw nggak bisa Bahasa Inggris, bisa dong. Bahkan katanya gw expert. (sombooooong). Yah yang penting kalau ngomong sepatah dua patah kata sama bule nggak malu-maluin lah intinya. 


  • Aksen
Jadi gini, kita orang Indonesia kan terbiasa denger Bahasa Inggris yang lebih banyak ke American way gitu kan. Apalagi, kita terbiasa lihat film-film Hollywood, yang notabene Amerika banget. Dan, kalaupun sebagian dari kita bisa berbahasa Inggris dengan aksen british, beberapa pastinya menggunakan aksen Received Pronunciation, yang mana ini biasanya dipakai di UK bagian London, dan biasanya penyiar televisi seperti BBC atau film-film seperti Harry Potter, pakai. Gampangannya, aksen ini walaupun terlihat lebih susah daripada aksen Amerika, tapi termasuk aksen paling mudah di Britania Raya. 

Nah, ngomongin aksen, jadi kita (gw) yang biasa ngomong dengan aksen Received Pronunciation (dan sering banget jadi bahan ejekan Mas Bojo), dicampur sama akses Amerika, sempet juga bingung loh sama Bahasa Australia ini.

Mungkin sebagian dari kita (termasuk gw) akan berpikir, aksen mereka akan lebih ke british mengingat mereka masih commonwealth gitu. HAHAHAHAHA... SALAH BESAR!!! Sodara-sodara. 

Faktanya, mereka punya julukan sendiri sama orang-orang dari dan dengan aksen British ini. POMY, sebutan mereka untuk orang dari dan dengan akesn British ini. Gw sih enggak, karena muke Asia cyn, jadi sering jadi ejekan aja kalau sudah ngomong pake aksen atau kata-kata yang biasa di pakai di Britania Raya.

Yah bang, kan gw susah payah ini pake aksen british, jadi ejekan juga, hahaha.

Menurut gw nih, aksen mereka kalau di telinga kita mirip-mirip british gitu, misalnya kalau mereka ngomong water. Kalau mereka kenanya sih agak sedikit seksi british gitu, jadinya wotah. Tapi ini nggak semua sih, beberapa juga pake aksennya Amerika. Mas Bojo pakenya (walaupun dia nggak mau mengakui) aksennya mirip ke Amerika, walaupun nggak 100%. 

Tapi kebanyakan akan bilang aksen mereka ya aksen Australia. Yang mana aksen Australia sendiripun ada tiga. Haha, gila kan gw belajar aksen mereka. 

Menurut gw, belajar aksen mereka juga penting. Karena satu kata kalau diucapkan dengan aksen yang berbeda, keluarnya juga beda dari mulut, ya contohnya "water" itu tadi. Selain itu, karena telinga gw terbiasa mendengarkan American accent sama Received Pronounciation jadi denger Aussie ngomong sama Aussie pakai aksen Aussie jadi bingung gw, nggak ngerti mereka ngomong apa.

Contoh kebingungan gw. Aksen Mas Bojo sekeluarga plus mantan istrinya, gw bisa paham dan mudah dimengerti, tapi giliran gw dengerin anak-anaknya ngomong, bikin bingung. Selain cepet, juga nyampenya di telinga gw seperti menggumam gitu, huhuhu... jadi sempet gw harus bengong beberapa detik dulu untuk tau mereka ngomong apa. 

  • Bahasa Sehari Hari
Ini juga. Kalau sudah denger mereka ngomong dengan bahasa mereka sehari hari, gw nya sempet bingung. Karena kadang ada beberapa kata yang baru gw denger saat gw pindah di sini. Bahkan saat di Indonesia, gw nggak pernah denger kata-kata ini.

Oke, mungkin ada beberapa kata, dan kalimat yang bakal bikin kita langsung mikir, ini Aussie banget, seperti:
Selain itu, beberapa kata yang Aussie banget dan sering banget dimasukkan di kalimat-kalimat mereka waktu ngobrol. Kalau mau lebih jelasnya, bisa di lihat youtube punya Aussie bloke satu ini:


Tapi jangan salah, nggak semua Aussie's slang dimasukkan di satu kalimat mereka loh. Kata mereka kalau yang pake semua Aussie's slang di satu kalimat biasanya bogan, kalau bahasa kita bogan itu artinya mereka yang nggak tau aturan, sembarangan, gitu gitu deh.

Kebiasaan di Rumah

Ini salah satu kebiasaan (sekali lagi, kemungkinan nggak semua Aussie seperti ini) orang sini yang gw harus beradaptasi. Nggak bisa maksain kebiasaan gw juga di Indonesia, soalnya merekanya juga sudah dari lahir pakai kebiasaan ini. Selain itu ada juga yang bikin hidup jadi lebih gampang. 

  • Alas Kaki Nggak Dilepas

Jangan tanya seberapa jengkelnya gw tiap habis ngepel lantai, terus orang masuk rumah alas kaki nggak dilepas. Sering buibu.
*nangis di pojokan

Ini salah satu kebiasaan mereka yang susah banget ilangnya. Emang sih, di sini itu tanah becek nggak gampang ditemuin, kecuali pas lagi hujan, terus nyungsep di kubangan. Yang namanya gw orangnya agak parno sama yang namanya kuman, jadi tiap Mas Bojo masuk rumah tapi alas kaki nggak dilepas, muka gw nya langsung kelipet lipet, apalagi habis ngepel, MURKA.

Jadi, sebenernya gw juga sudah ngomong sih sama Mas Bojo, kalau bisa alas kaki dilepas lah sebelum masuk rumah. Agak berat sih, namanya juga kebiasaan kan ya. 

Sebenernya buat bersihin rumah juga nggak tiap hari seperti di Indonesia sih. Entah kenapa ya kalau di Aussie ini rumah nggak cepet kotor dibandingkan di Indonesia (note: ini nggak berlaku buat yang punya anak ya). Kalau di Indonesia kita tiap hari nyapu rumah, bersihin debu, kalau di Aussie kadang sekarang gw seminggu sekali kalau lagi malas, kalau lagi rajin tiga hari sekali.

Dan bersihinnya juga nggak pakai sapu (Asian Broom kata Mas Bojo), mereka selalu ada vacuum cleaner, jadi tinggal di vacuum aja rumahnya. Ada enak ada enggak nya juga sih. Enaknya tinggal nyalain, terus sedot deh debu-debu, dari karpet sampai lantai, nggak perlu ganti sapu. Nggak enaknya, mesinnya berat banget. Ada sih yang enggak, tapi belum sanggup beli, jadi pakai yang ada aja, hehe.

  • Dapurnya Lengkap

Ini salah satu hal yang paling gw suka. Kalau di Indonesia punya kompor gas itu sudah jadi hal yang biasa di dapur masing-masing kan. Kalau di sini, lengkap gilak! Kompor gas dan oven, plus mesin pembuang asap masakan ( range hood) sama mesin pencuci piring sudah jadi satu sama rumahnya sekalian. 

Nggak khawatir kalau gas habis. Karena gas di sini seperti listrik, ada alirannya sendiri, dan kita tinggal bayar per bulan aja. Jadi nggak cuma listrik sama air aja, tapi gas juga bayar bulanan. Nggak masalah sih, soalnya selain dipakai buat masak, gas ini juga dipakai  buat manasin air, jadi air di kamar mandi, sama keran bisa panas bisa dingin. Selain buat masak sama mandi, gas di rumah juga buat heater, yang ini penting banget, apalagi kalau musim panas udah lewat.

Makanya gw jadi sering banget eksperimen ana ini itu di dapur. Selain karena nggak bisa kemana mana juga sih. Karena dapur di rumah lengkap, jadi mau baking atau apapun jadi gampang banget. 

Habis masak anya unyu, kalau barang-barang dapur banyak yang kepake, apalagi kalau panci-panci gede, tinggal cuci di mesin cuci piring aja deh. Hehehe.. Pokoknya membantu banget deh.

  • Kebiasaan Kamar Mandi

Sepertinya agak susah mau nemu bak mandi di rumah-rumah di Australia. Kebanyakan rumah di sini punya shower dan bath tub. Kalau rumahnya sederhana banget paling banter sih adanya shower. Dan shower ini airnya panas dan dingin, karena setiap rumah selalu dipasang gas. 

Mau komentar nggak baik, juga nggak bisa ya sis, karena namanya juga kebiasaan. Yaitu punya toilet duduk. Di Aussie, bahkan sampai kamar mandi umum taman mereka toiletnya toilet duduk. Banyak yang bilang toilet duduk nggak bagus buat kesehatan? Yaelah, namanya juga sudah kebiasaan ya buibu, kalau kalian juga dibilangin makan pake tangan nggak sehat pasti ada aja kan alasannya buat nge les. (lah malah ngomel).

Selain itu, toilet mereka nggak ada selang buat nyiram bokong kita, adanya tisu toilet. Yaps, sama seperti Singapore, kalau mau cebok ya pakai tisu toilet. Eits, jangan sampai ya tisu toilet dipakai buat lap muka, mulut, tangan, atau yang lainnya ya!!! Karena tisu toilet di sini memang khusus dibuat untuk bersihin bokong. katanya sih ada formula kimia yang nggak bisa digunakan selain sama bokong. Makanya jarang ada tisu toilet di meja makan kalau di sini. Iyalah, jijik woy.

Karena di rumah ada bath tub, gw paling seneng berendem di sana. Apalagi kalau cuacanya sudah mendadak dingin. Biasanya di musim gugur atau musim dingin. Nah, secara jarang banget namanya mandi bubble, jadi gw selalu dibeliin bubble soap gitu sama Mas Bojo. Di sini bubble soap itu gampang carinya. Harganya juga murah, cuma $2 aja di Coles. 

Bisa juga beli bath bomb, tapi karena agak susah carinya, bubble soap aja sudah cukup membahagiakan gw kok.

  • Swalayan
Ned Bet Commercial
Swalayan di sini bener-bener swalayan. Artinya ada kita bisa bayar belanjaan kita sendiri di counter yang nggak kasirnya nggak ada. Artinya kita sendiri yang scan barang belanjaan sama taruh di kantong belanjaan. Tinggal tap kartu, selesai deh. Alias self checkout.

Bisa juga kok ke kasir, tapi kasirnya nggak seperti di Indonesia, yang semua counter ada kasirnya. Selama gw ke swalayan, kasirnya cuma ada satu. Biasanya buat yang beli belanjaan plus pengen narik duit, bisa loh lewat kasir, nggak harus ke ATM. Kalau supermarketnya gedean dikit, kasirnya bisa lebih dari satu.

Eh, tapi di Aldi, mereka nggak punya sistem ini. Di Aldi sekitar gw sih, nggak tau kalau di Aldi yang lainnya. Tapi dengan ada Coles sama Woolworth (semacam carefour) yang murah-murah, gw nya cukup bahagia sih scan belanjaan sendiri, hehehe. Entah kenapa menurut gw ini jadi asik banget. 

Selain itu, belanja di supermarket seperti Coles atau Woolworth nggak bingung atau pusing berapa harga kalau mau beli sebiji bawang bombay. Atau beli yang lainnya yang cuma seiprit. Misalnya mau beli cabe segenggam (ini karena gw doyan pedes, tapi Mas Bojo enggak), jadi nggak bingung berapa ya, gimana ya. Nggak masalah, dan nggak apa-apa, bebas. 

Frozen food isle adalah surga buat kita-kita yang pengen makan enak di restaurant tapi lagi on budget. Dari dim sim, pizza, fried chicken, sampai organic food, ada di sini semua. Andalan banget kalau sudah belanja kemaleman dan belum makan malam. Ini sering banget terjadi sama gw dan Mas Bojo kalau pas kena daylight saving yang jam 8 malam seperti jam 3 sore.

Ngomong-ngomong belanja kemaleman, Coles sama Woolworth ini andalan banget. Soalnya mereka buka sampai tengah malam. Biasanya kalau jam 10 malem, mereka ada diskon buat barang-barang tertentu, apalagi roti-rotian atau produk yang mereka produksi hari itu. Yah, dimaklumi aja, kan lagi on budget dan pemburu diskonan.

Aussie Food

Nggak begitu bermasalah sih, karena makanan di sini itu multinasional. Paling banyak emang India sama Chinese food gitu. Paling banter lah kalau lagi pengen makan nasi, dan lagi males masak. Tapi, mau tau nggak yang pasti ada di lemari makanan dan kulkas di rumah apa aja, dan ini biasanya ada di hampir semua rumah di Aussie.

  • vegemite

Selai bukan, coklat bukan, tapi selalu ada di hampir setiap rumah di Aussie. Rasanya nggak manis nggak kecut. Tapi enak banget. Cara makannya cukup dioles di roti dengan mentega, terus sedikit aja vegemite nya. 

Kalau gw sukanya vegemite dicampur sama selai kacang. Kata Mas Bojo aneh, kata gw sih enak. 
  • weet-bix
Source

Sereal padat yang bentuknya kotak panjang. Ada juga sih yang bentuknya kotak kecil-kecil. Biasanya bisa langsung dimakan gitu aja, ada juga yang dicampur sama susu. Biasanya sih buat sarapan. Anak-anak suka banget, apalagi kalau dicampur sama berry. Gw kalau diet sukanya nyemilin ini buat makan siang. Cukup sebiji yang panjang atau tiga biji yang kotak kecil. 
  • Kopi

Melbourne terkenal banget sama kopi nya yang super duper enyak. Makanya Starbuck cuma ada di kota. Kebanyakan dari mereka lebih senang beli kopi di cafe-cafe yang nyebar di sekitaran Melbourne. 

Ada satu hal yang nggak pernah gw tau di Indonesia, di sini kalau mau bikin kopi di rumah, mereka juga pakai susu. Takarannya sih nggak banyak. Cukup satu sendok makan susu cair di segelas kopi hitam. Tapi ternyata nggak semuanya suka dicampur susu gitu sih. Kalau gw sih suka-suka aja. 


  • Pemerintah yang Perhatian (atau Manjain?)

Ini salah satu yang bikin gw iri tapi sekaligus jengkel gitu. Pemerintah Australia ini bener-bener perhatian banget sama warga negara mereka. Bayangin aja, kalau kalian usianya sudah 18 tahun, berarti sudah dianggap dewasa di sini. Nah, kalau kalian usianya 18 tahun dan belum bekerja, kalian dapet nih yang namanya government funding. Jadi pemerintah sini kasih duit ke kalian yang masih belum bekerja. Enak ya. 


Ada enaknya ada enggaknya. Enaknya jadi bisa punya duit sendiri (walaupun nggak banyak), nggak enaknya, menurut gw,  mereka yang dibiayai sama pemerintah ini jadinya jiwa kompetisinya kurang kenceng. Orang-orang seperti gw, yang dateng ke Aussie dengan perjuangan agar visa permanent nya granted untuk bisa cari duit di sini, selama belum dapet visa, kita nggak dapet akses bantuan dari pemerintah, jadi perjuangan banget. 


Selain mereka yang umur 18 tahun dan belum bekerja, single mother dan belum bekerja dapet juga. Kan enak banget tuh. Misalnya (pengalaman orang sekitar gw), ada cewek umurnya belum 20 tahun, punya anak, tapi nggak menikah. Selain dapet duit dari bapaknya si anak, yang HARUS kasih biaya anak, dan dapet juga dong pasti duit dan fasilitas dari pacarnya, dia juga dapet duit dari pemerintah, kan enak banget. Nggak usah capek-capek beat arse cuma buat beli susu si anak. Lha sumber duitnya dari mana-mana. 


Kalau orang tua pensiunan pun dapet duit juga dari pemerintah. Selain itu, mereka juga punya yang namanya retirement village, yang mana kalau senior citizen mau beli rumah, mereka dapet diskon yang lumayan. Enak ya.

Beda banget yaks sama kehidupan kita di Indonesia. Kalau nggak bener-bener puter balik otak, susah banget mau hidup enak. Tapi ada untungnya juga sih, karena dengan begitu kita-kita (gw) punya jiwa kompetisi yang tinggi.

Selain itu, kalau misalnya jadi permanent resident memang punya hak yang sama seperti citizen yang dari lahir. Jadi bisa dapat asuransi kesehatan dari pemerintah, dan dapat bantuan pemerintah untuk belajar. Lumayan sih, bisa ngurangin beban biaya pendidikan sama kalau habis berobat nggak harus bayar, hehe. 


Nah itu, culture shock yang gw alami di sini. Ada yang bisa gw terima gitu aja, ada juga yang harus disesuaikan dengan kebiasaan gw di Indonesia. LOL. Menurut gw, pengalaman begini bukan jelek ya, tapi namanya juga tinggal di negara orang, harus bisa membaur kan ya, biar survive.

  • Share:

You Might Also Like

4 comments

  1. Wah enak dong ya di sana pengangguran dapat duit. Jadi masih bisa survive lah ya walau nggak kerja

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mbak, enak banget klo ga punya kerja. Tapi ya itu, willing to compete nya gak sebesar kita-kita yg gadpt apa2 dari pemerintah

      Delete
  2. Yaampun baru tau kalo Aussie accent ada 3! Hahaha. Pantes kadang ngerti kadang nggak, mungkin yg ga ngerti yg aksen nya lebih dalam cengkokan nya ya hihi.

    Terus yg ttg alas kaki bener bgt tuh, kmrn sempet ke rumah temen di sana, kaget ternyata ga usa lepas sendal. Sampe ga enak sendiri jalannya jinjit2 takut kotor hahahaha.

    Soal yg anak 18th ke atas kl blm kerja dpt duit, aku baru tau. Wah wah enak juga ya :p

    Btw salam kenal ya Ghita!! Seneng banget nemu blog muuuuu <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Sharon, salam kenal hehehe :) Makasih sudah mampir di blog aku..

      Ngomong2 aksen, iya banget ada tiga ternyata, tapi akunya belum bisa hapal bedanya apa-apa. Kalau teorinya bilang sih gampangannya bedain carai orang-orang di pemerintahan bicara, Steve Irwin bicara, sama satu lagi aku lupa. Yg paling sering bikin bingung itu kalau sudah ngomong pake aksennya Steve Irwin, hahahaha... berasa pecah kepala, saking bingungnya

      Kebiasaan mereka mmg ya sis klo alas kaki ini, susah buat diganti, hahaha. yg ini nih walaupun kitanya bilang ttp aja ada kuman nempel (padahal alasan aja krna habis bersihin rumah) ttp aja habis kerja atau jalan2 sepatu ttp dipakai, jadi ikutan deh, LOL

      ternyata enak bgt jadi citizen sini mmg sis, krna umur 18 dianggap sudah dewasa secara hukum, jadi mksdnya pemerintah dikasih pasive income gitu, biar bisa punya keinginan buat kerja atau apalah buat nambah, kadang berhasil, banyak enggaknya. Ini ak jdi tau krna anaknya pasanganku brp bulan lalu umur 18thn, terus dpt surat dri pemerintah buat buka rekening bank, LOL... enak pake banget yaa

      Delete

Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.