CLICK HERE FOR ENGLISH VERSION
Huiii Selamat Ulang Tahun Bella Box.
Bella Box ini Subscribtion Box pertama yang gw subscribe dari bulan Juni 2018 kemarin. Sejauh ini sih gw suka banget sama kosmetik-kosmetik yang mereka kasih setiap bulannya.
Bulan Oktober ini mereka merayakan ulang tahun mereka yang ke tujuh euy. Jadi mereka kasih kesempatan buat subscribers nya buat milih, warna apa yang mau kita pilih buat box nya.
gw sih milih pink lah ya, iyalah jelas hahaha.
Oke, di Oktober ini, apa aja sih yang dikasih sama Bella Box, ini dia.
APPEAL COSMNETICS HIGHLIGTHER DROPS
Salah satu kosmetik di bulan Oktober ini adalah Highlighter dari Appeal Cosmetics. Highlighter drop ini super duper ultra-concentrated. Highlighter ini seperti mengaplikasikan metal cair di wajah kita loh. Plusnya lagi, highlighter ini nggak ada glitter nya, jadi nggak khawatir sama glitter yang ada di mana mana.
Bisa buat highlight, atau sesuai dengan kreasi make up kalian deh. Biar tetep glowing sepanjang hari.
Mau ceki-ceki warna apa aja yang ada, dan berapa harga? Cek website mereka aja.
this is me with highlighter in my cheek bone and also the MODEL ROCK LASHES at my eye lash |
Bisa buat highlight, atau sesuai dengan kreasi make up kalian deh. Biar tetep glowing sepanjang hari.
Mau ceki-ceki warna apa aja yang ada, dan berapa harga? Cek website mereka aja.
MODELROCK LASHES
BulMat palsu tapi nggak keliatan palsu. Ini banget nih. ModelRock Lashes ini pas gw pake nggak bikin berat mata, dan hasilnya bagus banget. (Cek deh foto gw).
Selain itu kalau kalian pecinta produk yang bebas percobaan sama hewan, ini bisa jadi salah satu pilihan kalian. Karena Cruelty free dan juga vegan.
Cek deh harganya di website mereka.
TLW LET'S GET NAKED FRIZZ FIGHTER
Selain itu gw juga dapet sample size dari TLW. Serum rambut untuk rambut yang kering dan susah diatur. Serum ini bantu banget bikin rambut halus kembali, apapun cuacanya. Apalagi seperti gw yang sudah bleaching diwarnain lagi kan. Pas make, beneran halus deh.
Produk ini walaupun base nya di Australia, tapi kalian bisa loh order, karena mereka juga terima pesanan dari seluruh dunia. Tenang aja, walaupun gw dapetnya sample size yang cuma 20 ml. Kalau kalian order di website nya, kalian dapet full size 125 ml loh.
SWISSPERS FACIAL WIPES
Di Australia, kebanyakan mereka menghapus make up nya pakai facial makeup wipes seperti di gambar. Gw sih dapetnya cuma dua lembar. Tapi produk ini dijual dengan isi yang lumayan banyak. Tisu ini sudah dilengkapi sama formula yang nggak cuma bersihin makeup, tapi juga melembapkan.
Gw sudah coba, dan beneran bisa ngapus makeup. Walaupun akhirnya kulit gw kering, mungkin sih nggak cocok sama formulanya, atau karena terbiasa pakai 10 langkah skin care kali ya. Jadi yang simple seperti ini bikin bingung kulit wajah gw.
Etapi, yang begini oke juga nih, buat yang pengen cepet-cepet ganti makeup, ataupun ngapus lipstik, terus pakai warna lainnya. Hehehe.
Kalau produk ini cuma di jual di Australia aja.
VOEU HYDRATING FACIAL MASK SHEET
Sepertinya Bella Box tau banget kalau sekarang itu jamannya sheet mask, thanks to Korean Beauty. Jadilah salah satu produk yang merkea kasih adalah sheet mask. Walaupun bukan dari Korea, tapi VOEU ini produk yang paling gampang di cari di supermarket besar di Australia.
Harganya pun terjangkau. Cuma AU$4 di Woolworth.
OGX RADIANT GLOW + ARGAN OIL OF MOROCCO EXTRA HYDRATING BODY WASH AND LOTION
Bonus di bulan Oktober ini, body wash dan lotion sachet dari OGX. Time to pamper my self.
Itu dia produk di bulan Oktober ini. Dan tentunya nggak mengecewakan.
Oh iya..
HAPPY BIRTHDAY BELLA BOX
Minggu masakan Indonesia kali ini sih sederhana aja. Cuma ayam bakar bumbu rujak. Tapi ya, walaupun kedengarannya dan kelihatannya sederhana. Tapi jadi spesial, karena nggak setiap hari kan ya makan makanan begini.
Jadi terasa spesial karena di saat seperti ini, nggak cuma makanannya aja yang ala Indonesia, cara makannya pun ala Indonesia.
Kalau makanan seperti ini kan enak banget tuh makan pakai tangan. Jadinya Mas Bojo pun belajar makan pakai tangan gitu deh. Kali ini percobaan kedua, dan nasinya bukan nasi uduk, jadi nggak gampang ambyar.
Lumayan loh buat percobaan kedua. Lumayan berantakan. Tapi nggak seberantakan pertama.
Seperti pemula, pastinya berantakan, dan jadinya malah lama, karena nggak terbiasa. Akhirnya setelah setengah porsi nasi Mas Bojo berusaha makan pakai tangan, akhirnya nyerah juga dia. Nasinya pakai garpu, yang lain masih mix garpu sama tangan. Hehehe.
Seperti biasa juga, gw share resepnya di sini.
Jadi, seharusnya resep ini sudah tayang di YouTube channel gw Minggu kemarin. Tapi karena jaringan internet di sini lagi memble, baru hari ini deh di upload.
Yaps, resep minggu ini adalah sate Padang.
Sebenernya sih sudah lama banget pengen bikin sate Padang. Tapi baru kesampaian sekarang. Karena ada beberapa menu yang belum terselesaikan, hahahaha.
Iya, gw punya daftar menu tiap minggu. Saking nggak ada kerjaannya kan ya. Etapi, ini bantu banget loh buat ngerencanain mau makan apa minggu depan. Hehehe.
Ternyata pun waktu gw bilang "satay" ke Mas Bojo, dia bilang ini bukan sate. Ternyata menurut dia, sate itu adalah daging yang bumbuin saus kacang.
Lha, gorengan di Kalimantan juga dikasih saus kacang kali ah Mas Bojo.
Sedangkan gw bilang, sate itu ya daging yang ditusuk terus di bakar. Makanya namanya "sate Padang."
Terus yang salah dimana yok?
Hahaha.. Nggak ada lah, namanya juga pemahaman, ada yang sejalan ada yang enggak. Masalah sate aja diributin, yang penting rasanya enak.
Tapi karena Mas Bojo nggak begitu suka nasi, jadi dia nggak begitu suka dengan kombinasinya. Dia suka makan nasi, tapi kalau ada pelengkap lainnya. Makanya waktu daging sate nya abis, dia agak nggak mau lanjutin ngabisin lontongnya. Wkwkwk.
"Eh, sekarang gw liat lu kelihatan bahagia banget ya, mukanya keliatan banget."
"Wah, sekarang kalau liat lu mukanya keliatan bersinar."
Terus, gw sih seneng-seneng aja denger komentar begini. Tapi, kalau ada yang dilanjutin dengan...
"Gemukan ya, karena bahagia sih ya?"
Itu pertanyaan apa pernyataan?
Atau
"Bahagia karena ada pasangannya sih ya."
Atau
"Bahagia sih ya, karena dapet bule."
Err...
Baiklah, mari kemari, gw jelaskan...
Pernah Down Juga
Yakinlah, gw pernah kok ngerasa the most un-useful person in the world. Pernah juga ngerasa nggak punya suara, pernah juga ngerasa sedih, tertekan dsb dsb. Dan ini semua waktu gw sudah pindah ke Aussie. Serius.
Gw itu super duper independen orangnya. Mulai tinggal sendiri sudah dari lulus SMA. Sebenarnya sih dari SMA udah biasa apa-apa sendiri. Apalagi jaman SMA orang tua dua-duanya sibuk.
Begitu gw punya pasangan dan mulai tinggal bareng ini, semua berubah.
Begitu gw punya pasangan dan mulai tinggal bareng ini, semua berubah.
Mulai dari kesel yang receh, sampai yang kebangetan. Misalnya kesel karena kemana mana harus bareng pasangan, sampai nggak nyaman karena kalau belanja kosmetik, ada Mas Bojo yang buntutin di belakang, kesel karena kalau minta sesuatu nggak dijawab, kan receh. Sampai kesel karena hal-hal personal lainnya.
Belum lagi karena urusan status tinggal yang super duper luama ini, itu berpengaruh juga sama hidup gw. Terutama untuk balik kerja lagi di Aussie.
Nggak bisa kerja, nggak bisa lanjut sekolah lagi. Padahal dua hal itu adalah tujuan utama gw pindah ke sini. Pindah dan tetap jadi independen. Itu tu sedih banget. Kadang ngawang-ngawang sendiri, kapan gw bisa kerja, kapan bisa balik sekolah lagi.
Apalagi kalau ngeliat semua iklan dan brosur yang gratis sekolah lagi lah, atau bisa ngajuin bantuan pemerintah buat sekolah lagi lah. Ditambah banyaknya lowongan kerjaan sana sini, TAPI, nggak bisa gw lakukan karena status tinggal gw yang masih nggantung. Permanen enggak, harus balik ke Indonesia lagi enggak.
Nggak bisa kerja, nggak bisa lanjut sekolah lagi. Padahal dua hal itu adalah tujuan utama gw pindah ke sini. Pindah dan tetap jadi independen. Itu tu sedih banget. Kadang ngawang-ngawang sendiri, kapan gw bisa kerja, kapan bisa balik sekolah lagi.
Apalagi kalau ngeliat semua iklan dan brosur yang gratis sekolah lagi lah, atau bisa ngajuin bantuan pemerintah buat sekolah lagi lah. Ditambah banyaknya lowongan kerjaan sana sini, TAPI, nggak bisa gw lakukan karena status tinggal gw yang masih nggantung. Permanen enggak, harus balik ke Indonesia lagi enggak.
Yang pada intinya sih, keputusan pindah ke Aussie dan mulai lagi dari NOL itu sebuah perjuangan berat. Belum lagi omongan dari para "netijyen yang budiman" kan ya.
Baca Juga: Saya juga bisa baper
Jadi, nggak setiap hari setiap waktu kalik gw selalu bahagia. Dan kalau mau tau, gw itu sampai keseringan nangis kalik di sini. Sampai gw sendiri kesel karena keseringan nangis.
Pernah nggak sih kalian nangis karena nggak bisa apa-apa, gegara mereka yang komentar negatif nggak mau tau kondisi kalian, trus kalian ngerasa kalau mau jelasin detail juga percuma, dan bener-bener nggak bisa apa-apa? Ya, gw pernah di kondisi itu. Nangis sejadi jadi nya, hampir setiap hari.
Setiap hari?
Iya hampir setiap hari. Perubahan gaya hidup dari yang super independen jadi super bergantung itu super melelahkan. Ada waktu dimana gw pengen banget balik ke Indonesia dan dengan semua kegampangan yang didapat di sana. Misalnya, mau bikin warung tenda di trotoar jualan ayam penyet aja. Bisa.
Di sini, mau buka di garasi aja harus punya ijin ini itu. Biaya yang dikeluarin nggak cuma modal buat beli bahan makanan di pasar doang.
Selalu Ingat Ini Keputusan Sendiri
Kalau sudah begini, kadang gw itu mikir, ini semua kan gw yang mau. Nggak ada tuh paksaan dari siapapun. Bahkan dari Mas Bojo.
Mas Bojo sudah minta gw untuk pindah ke Aussie setahun sebelum gw memutuskan untuk pindah. Serius! Tapi gw nya masih bimbang gitu. Mulai dari kerjaan, sampai harus berhadapan dengan kenyataan kalau nanti nggak bakal tinggal sendiri lagi.
Toh akhirnya gw memutuskan untuk pindah juga. Selain karena perusahaan tempat gw udah mulai ngurang-ngurangin pegawai, (gw pindah duluan sebelum kontrak nggak dilanjutin). Juga pandangan ke depan yang bikin gw, hidup di Aussie bakalan lebih makmur.
Makmur dalam artian, perekonomian gw lebih baik. Selain karena rencananya gw tetap kerja di Aussie, dan tetep bisa ngirimin orang tua lah ya, plus bisa dikit-dikit bantuin kuliahnya si adik. Atau malah bisa bikin si adik kuliah di sini. Mulia sekali kan ya.
Jadi, itu dia salah satu alasan gw untuk pindah jauh, dan itu merupakan salah satu alasan kuat gw untuk pindah ke sini.
Dan setiap kali gw down, gw selalu ingat itu. Dan ditambah, kalau gw yakin banget, life is not stop in one moment only. Jadi selama gw selalu berharap akan ada perubahan, pasti ada. Walaupun gw sendiri kemudian sering berpikir, lama banget ya, dua tahun gw di sini, tapi tetep aja lambat banget. Mulai dari perubahan status tinggal sampai cari kerjaan.
Kalau sudah inget bahwa hidup gw yang sekarang itu adalah keputusan gw sendiri. Gw nggak punya ruang untuk menyalahkan orang lain, ataupun diri sendiri. Toh keputusan ini gw buat dengan banyak pertimbangan. Apalagi kalau lihat rencana gw.
Keluarga Yang Super Suportif
Salah satu sebab kenapa gw dulu super minder untuk coba-coba hal yang baru, ataupun super ragu untuk menentukan mau kemana gw, adalah keluarga gw.
Bayangin aja dulu bokap nyokap sampai berantem gara-gara gw cuma pengen lanjut S2. Padahal kalau di pikir-pikir kan mau S2 atau enggak itu bukannya pilihan orang tua gw. Walaupun akhirnya gw di tengah-tengah, lanjut S2, tapi akhirnya berhenti di tengah jalan.
Dan banyak hal yang gw rasa nggak cocok banget sama gw saat gw ngikutin permintaan orang tua gw.
Looking for partner for example. Ada saat dimana gw maunya bebas, sendiri, nggak terikat, dan memutuskan apapun sendiri. Toh semua konsekuensinya juga gw yang tanggung jawab. Maksud gw, di titik itu, gw sudah mandiri. Tapi dasar namanya orang tua, liat anaknya usia sudah 20 sekian, dan masih "jomblo" jadinya kebat-kebit sendiri.
Mulailah nyokap bergerilya buat cariin gw pasangan. Mulai dari dokter yang dia kenal di apotek, sampai pengusaha muda yang kerjasama sama nyokap.
Gw jabanin, tapi ya ujung-ujungnya gw di titik nggak nyaman lah.
Jangan salah, bukan gw menentang sistem ini, toh beberapa temen gw ada yang berhasil dengan sistem ini. Terlepas dari apapun alasan di baliknya. Tapi, sistem ini nggak berhasil di gw. Yang gw nggak nyaman lah, yang watak gw nggak bisa selaras sama orang itu lah, yang ini lah yang itu lah. Yang pasti saat itu gw nya belum mau untuk punya pasangan serius.
Atau kemudian nurutin nyokap yang harus rela ngelepas S2 dan bisnis gw buat kerja di pedalaman Kalimantan.
Maksud gw adalah. Gw pernah ngalamin yang namanya "nurutin orang tua", dan itu nggak cocok sama gw.
Bukan berarti gw tipe pembangkang, atau tipe nggak mau dengar orang tua. Tapi, untuk bikin orang tua bahagia itu bukan cuma membiarkan mereka mengatur hidup kita kok.
Again, mungkin beberapa orang beranggapan kalau mereka baik-baik aja hidupnya dengan sistem ini. It's totally fine, dan menurut gw, lagi, nggak semua orang punya jalan hidup yang sama.
Rebel?
Nggak tau ya. Tapi, beberapa kali gw menyerahkan hidup gw dikendalikan sama nyokap, ujung-ujungnya adalah rasa khawatir, minder, dan nggak percaya diri sama diri sendiri. Terutama adalah nggak nyaman.
Jadi, setelah berkeyakinan dengan kuat kalau gw harus cari kebahagiaan gw sendiri, akhirnya pelan-pelan gw mulai mencari jalan untuk mengendalikan hidup gw lagi.
Keputusan meninggalkan Indonesia, dan ikut Mas Bojo ke Australia salah satunya.
Gw inget, bokap pernah bilang "lebarkan sayapmu selebar-lebarnya. Satu-satunya rintangan itu ya kamu sendiri."
Dan...
Gw semakin sadar kalau gw itu tipikal orang yang semakin ditantang, semakin nekat.
Awal kenalan sama Mas Bojo, bahkan sampai pertama kali gw ke Aussie, gw nggak kasih tau bokap nyokap. Malah manager gw yang tau. (Lah iyalah dia tau, kalau nggak tau gimana caranya surat keterangan cuti gw ditanda tangani).
Sampai akhirnya (terima kasih sama sosial media, dan keluarga gw yang sudah seperti netijen yang budiman) bokap nyokap tau. Yaudah lah ya.
Awalnya (sudah pasti) nyokap nentang berat. Apalagi bule, dengan segala macam stereotipe nya di mata orang Indonesia.
Ya kalau sekarang sih nyokap sudah oke-oke aja sama pilihan gw. Apalagi ditambah dengan 3 tahun ini hubungan gw baik-baik aja sama Mas Bojo (buset udah 3 tahun aja), dan semua yang berurusan dengan legalisir status juga ditangani sama Mas Bojo dan keluarga.
Dan keluarga?
Yaps...
Rasa nyaman dengan pilihan gw bikin gw jadi merasa lebih percaya diri. Mulai dari 100% praktek ngomong Bahasa Inggris. Sampai akhirnya kenalan sama keluarga Mas Bojo.
Tanpa Mas Bojo, mungkin gw nggak bakalan bisa dengan percaya diri mengekspresikan diri gw dalam bentuk apapun. Blog, masak, dsb dsb. Dan tanpa orang tuanya, nggak mungkin kita selancar ini ngurus visa gw.
Belum lagi setiap ketemu dengan keluarga besar Mas Bojo, dan bahkan mantan istri dan mantan ibu mertuanya Mas Bojo, mereka selalu dengan ramah, dan selalu antusias, dan yang penting, mereka nggak serta merta cross the line.
Mantan istri Mas Bojo dan mantan ibu mertua nya misalnya. Mereka senang dengan kehadiran gw yang menurut mereka bikin hidup Mas Bojo lebih bahagia. Karena ternyatapun mantan Mas Bojo sebelum gw ternyata bikin Mas Bojo bener-bener terluka (kata mereka).
Terlepas dari betapa senangnya mantan ibu mertua Mas Bojo sama warna kulit gw (yang katanya mirip orang Hawaii), dia seneng banget liat gw yang katanya "always smiling and always look gorgeous". Yang kadang gw mikir, "lha kalau di Indonesia gw sering dikira sombong karena punya RBF (Resting Bitch Face).
Orang tua Mas Bojo? Gw sih sudah cukup amat sangat bahagia karena mereka kasih gw kesempatan untuk jadi pasangannya Mas Bojo, mengingat Mas Bojo pernah menikah sekali (dan gagal), dan juga pernah terluka sama mantannya sebelum gw. Dan kedua orang tua Mas Bojo itu nggak ada yang pernah menikah sebelumnya. Dan mereka sampai detik ini masih super duper harmonis.
Apalagi selama ngurus visa ini itu, mereka selalu turun tangan. Menurut gw, ini juga salah satu bentuk dukungan mereka atas kehadiran gw di sini. Pun mereka juga khawatir dengan gw yang sampai sekarang belum dapat kerjaan tetap (gw sudah kerja tapi statusnya casual worker*). Setiap telepon selalu tanya, apa sudah dapet kerjaan tetap. Bukan apa, karena mereka tau, gw pengen banget kerja.
Talking about kerja, bahkan mantan istrinya Mas Bojo juga pernah bantuin gw untuk nyobain nawarin gw di perusahaannya. Walaupun akhirnya terbentur sama peraturan perusahaannya yang nggak lagi terima karyawan dari internal perusahaan tanpa melalui sistem.
Sampai ke adik-adik nya Mas Bojo yang selalu menyambut gw dengan hangat, dan bahkan beberapa celetukan mereka yang bikin hati adem, seperti. "That's alright, she's a family too." atau "we need to keep you with this family." cukup buat gw merasa di terima di keluarga Mas Bojo.
Small Things That Count as Bless
Terlepas dari semua lidah tak bertulangnya Neytijen, dan juga semua struggles gw untuk bisa punya kehidupan yang gw mau di sini, gw bisa bilang kalau hidup gw sekarang itu bless. Nggak ada penyesalan memutuskan untuk pindah ke Aussie.
Bukan, bukan karena sekarang hidup gw lebih enak. Apanya yang lebih enak, kerja permanen juga belum, belum punya mobil sendiri, belum bisa jalan-jalan, belum bisa ini itu, mana yang enak coba?
Tapi gw selalu bersyukur sekarang gw bisa lebih bebas. Dalam artian, apapun yang gw lakukan dan kerjakan gw selalu bahagia ada orang-orang yang merasa terbantu, terhibur, ataupun merasa senang.
Gw pernah sekali ngeluh ke teman gw yang lagi studi di Adelaide. "hidup gw kok gini-gini aja, walaupun status udah berubah."
Satu hal yang bikin gw diam, dan berpikir, dia bilang "don't be like that, count every small blessing things in your life now."
Ditambah lagi satu lagi temen gw yang di Jakarta malah jabarin hal-hal umum yang bisa gw nikmati di sini, tapi nggak di sana.
"Lo itu udah enak di sana. Bebas pakai baju apa aja tanpa ada orang yang nyinyirin gaya pakaian lo. Bisa bebas minum dan makan apa aja yang lo mau tanpa ada orang yang nge judge lo."
Bahkan dia bilang gini...
"Gw itu iri sama lo, yang dalam keterbatasan lo, lo bisa kreasi sesuatu. Sapa nyangka lo bisa bikin masakan ini itu gegara kepepet. Yang gw tau lo mah dulu ga ngerti masalah dapur-dapuran."
Bikin gw duduk, diem, dan berpikir. Mungkin karena dulu gw nggak memberikan kesempatan sama diri gw sendiri untuk mengambil kendali dalam hidup gw, jadi sekaranglah gw dikasih kesempatan untuk menyelami apa yang ada dalam diri gw.
Iya, bener, di sini gw bisa bebas berekspresi, mau pakai baju apapun juga nggak masalah. Nggak ada orang yang bisik-bisik, atau ngeliatin gw dari atas sampai bawah karena pilihan berpakaian, ataupun bentuk tubuh.
Nge blog, misalnya.
Kalau mau, gw punya waktu seharian bikin tiga, empat, atau berjudul judul blog post (karena belum dapat kerjaan). Dan dari sini, beberapa komentar ringan seperti "jangan detox sosmed dulu, blog lu kan bagus." waktu gw bilang mau detox medsos, gegara capek denger komentar negatif. Walaupun gw nggak tau beneran bagus apa enggak blog gw ini.
Atau komen seperti "diterusin sama diseriusin dong blog nya, kamu punya potensi kok." udah cukup bikin hati gw ringan. Seriusan!!
Kadang kan ya kita nggak tau kita pandai di mana? Dan bisa nulis receh di blog, dan ada yang baca, apalagi komentar itu bahagia yang super receh.
Atau keputusan bikin masakan Indonesia setiap minggu, dan kemudian keputusan untuk mulai coba-coba resep, dan ditambah mulai buka akun cookpad, terus ngeliat Mas Bojo selalu suka sama hasil masakan gw, ditambah temen yang dateng ke sini cuma karena kangen masakan Indonesia, ditambah beberapa temen yang sekedar nanya resep, atau malah nyoba. Sederhana kan ya bahagia itu.
Jadi, bahagia gw itu bukan hanya karena sudah punya pasangan. Hidup gw sekarang, terlepas dari toxic people, diberi kesempatan untuk eksplorasi apa yang ada di dalam diri gw, dan tentu saja sekarang dengan orang-orang yang mendukung dan menerima gw apa adanya.
Beberapa hari yang lalu ada temen yang komentar lagi "sekarang lebih bahagia dibandingkan beberapa tahun yang lalu waktu di lapangan ya."
Karena, saat kita tau apa yang kita mau, tapi kita nggak ngikutin apa yang bikin kita nyaman, gimana kita bisa keliatan bahagia.
Padahal kalau dipikir waktu itu gw super mandiri, dibandingkan sekarang. Toh, malah kelihatan lebih bahagia dan santai sekarang.
Jadi, gw akui sekarang memang gw lebih positif, dan lebih sering mengingatkan diri sendiri, ini adalah pilihan gw.
Walaupun di titik ini gw masih belum berpenghasilan, ataupun belum bisa kuliah lagi, tapi yakinlah, keputusan gw untuk pindah ke Australia ini bikin gw semakin benar-benar merasakan apa itu kebahagiaan atas pilihan sendiri.
Baca Juga: Stop Body Shamming
Ya gw tau, memang sekarang tujuan gw belum tercapai. Gw masih tertatih untuk bisa berdiri sendiri, masih dibantu untuk hidup, but the world is spinning, dan kalau gw nggak berhenti berusaha, bakalan ada titik dimana gw akan mendapatkan jerih payah gw.
Jadi, bahagia gw itu bukan hanya karena sudah punya pasangan. Hidup gw sekarang, terlepas dari toxic people, diberi kesempatan untuk eksplorasi apa yang ada di dalam diri gw, dan tentu saja sekarang dengan orang-orang yang mendukung dan menerima gw apa adanya.
Bahagia Karena Lebih Positif
Ssst, dengan adanya orang-orang yang berpikiran positif dan juga selalu bersyukur akan setiap kebahagiaan yang kita dapat, yakinlah lambat laun jadi nggak perduli sama omongan orang lain loh.Beberapa hari yang lalu ada temen yang komentar lagi "sekarang lebih bahagia dibandingkan beberapa tahun yang lalu waktu di lapangan ya."
Karena, saat kita tau apa yang kita mau, tapi kita nggak ngikutin apa yang bikin kita nyaman, gimana kita bisa keliatan bahagia.
Padahal kalau dipikir waktu itu gw super mandiri, dibandingkan sekarang. Toh, malah kelihatan lebih bahagia dan santai sekarang.
Jadi, gw akui sekarang memang gw lebih positif, dan lebih sering mengingatkan diri sendiri, ini adalah pilihan gw.
Karena belum bisa ke Bali lagi, jadi bikin masakan Bali nya di rumah aja. Lengkap dengan sambal matah dan kacang goreng pastinya. Hehehe.
Sekali lagi, karena di rumah bahan-bahan masakan lebih murah yang botolan, jadi pakainya yang botolan. Seperti serai dan daun jeruk.
Oh iya, beberapa bumbu sudah berbentuk bubuk, jadi gw nggak campur semuanya pas ngulek. Seperti ketumbar, jahe, merica, dan kunyit. Sekali lagi, karena lebih murah aja sih beli botolan, dan pakainya bisa dua kali lipat lebih banyak dari beli yang aseli.
Seperti biasa, di resepnya nanti gw kasih tau kok berapa banyak yang harus dipakai kalau pakainya yang bukan bubuk.
Oh iya, yang suka sama masak-masak dan pengen tau tentang beberapa masakan yang gw buat (selain masakan Indonesia), cus follow Instagram makanan gw yak, banner nya ada kok di samping. Kalau nggak ketemu, klik aja link ini.
Biasanya kan ayam betutu pakai satu ekor atau separuh ekor ayam nih, tapi karena gw cuma tinggal berdua, dan setengah ayam juga masih kebanyakan buat kita, jadi pakainya paha ayam aja. Resepnya memang untuk dua porsi aja.
September is here, another subscription box from Bella Box is here too. And since September is the beginning of the spring in Australia, of course, for this month box is about spring time. Yes it's a Spring Shake Up Box!!
And for this September, the bestest is they gave us the Tarte lipstick!! I mean, I love lipstick, and then they gave us Tarte lipstick. Double of happiness of course.
Plus three full size products. LOL.
I couldn't be happier to see what's inside the box. Literally.
Tarteist™ Quick Dry Matte Lip Paint
LIPSTICK!!!!
When Bella Box announced that they will give us a Tarte lipstick, I am so freaking happy. I mean, come on, I even put it at my profile in my blog. It's at the right side of the blog, duh.
So, when I know I will receive one of the tarte lipstick's colour, and they asked me to choose. I couldn't. Because I looooooooooooooove lipstick, and lip paint, or lip tint, or lip cream, that kind of lipstick, is my favorite from all the lipstick kind in this world.
I am literally not choosing it, and let them send me any shade they choose.
At the end, they send me this vibin' shade, and of course, obviously I am loving it, SO MUCH!!!!
Pigmented, Quick dry, Rocking lippie, Happy me.
Of course you could get this hype lip cream at Sephora or their website for AU$29.00 only!!
Burt's Bee Moisturising Lip Balm
Another lippie product!!! Burt's Bee Balm!!!
And I can say, this Burt's Bee lip balm also one of my favorite one. I've tried once back in Indonesia. And immediately loooooooooooooooooooooooooove it.
In this box, I received the wild cherry one.
Want to know why I love this product. It nourishing and moisturising your lips! Really. Dry skin, this can be your choice. Not to mention, the natural and paraben free ingredients, and pssst, the taste is amazing.
I mean, I could feel the wild cherry taste when I applied this product. LOL.
Only AU$6.95 and it sell at priceline, chemist warehouse, and coles.
Vitamasque Masks
I'm loving this month box. Because almost all the products inside it are the products I need. Like this mask. This mask developed with innovative Korean-skincare technology. Which actually somehow the Korean-skincare technology is really fit me well.
Because somehow, the Korean-skincare is more into moisturise and nourish your skin. Which I think it's the thing I need. And this masks is definitely doing it.
And of course it will give a skin radiance too.
Came in some many choice like avocado, acai berry, pomegranate, etc and only AU$3 - $5.99, depend on what kind of masks you choose. And sells at Priceline only.
PÃœR Cosmetics Fully Charged Mascara
And I also get this sample size of Pür cosmetic mascara. Cruelty free, thickening and strengthen eye lashes. Of course I've tried it too, and this one is just shape my eyes, but maybe a little thickening and longer.
You can get the full size of this mascara fort AU$29 at adore beauty and myer.
You can get the full size of this mascara fort AU$29 at adore beauty and myer.
Neutrogena Naturals Purifying Facial Cleanser
A gently and washes away impurities facial cleanser from Neutrogena also one of it. And I really know this product is never disappointed me. After Bella Box gave me the moisturizer, now they gave me the facial cleanser too.
Smooth and feeling fresh at your skin. And of course it's natural.
Find it at Priceline and Chemist Warehouse for only AU$14.99.
BONUS: Goat Milk Body Wash Sachet
To be honest, the sachet is to small for body wash. I even can't put it to the entire of my body. LOL.
But,
I do really love Bella Box so much. My first subscription box, and I think I will not quite it.
Minggu ini masih pengen makan yang berkuah anget-anget. Walaupun sudah masuk musim semi, tapi malem masih duingin banget.
Berhubung Mas Bojo sudah pernah ngerasain soto Banjar dan soto Betawi, jadi minggu ini kita makan laksa Bogor aja.
Walaupun Mas Bojo tau nya Laksa Singapore, tetep aja gw sih maunya ngasih tau yang ala Indonesia aja dulu.
Oh iya, walaupun namanya Laksa Bogor, gw nggak pakai oncom, susah bok carinya di sini. Jadi ya se ketemu bahannya aja ya.
Biasanya sih gw belanja bahan di Coles, Market Place, sama Indah Asian Store. Tapi kalau nggak nemu di tiga supermarket itu, ya sudah, gw angkat tangan, hahaha.
Karena di rumah cuma ada bubuk jahe, bubuk kunyit dan bubuk ketumbar, sama daun jeruk dan serai botolan, jadi pakainya itu aja. Selain praktis juga hemat, hahaha.
Ini dia.