Stage 2 Applying Partner Visa Australia

By Miss Across the Sea - Wednesday, May 09, 2018


Curhat dong Maaahhh... 

Jadi gw sudah ada di stage untuk ngumpulin semua dokumen dan bukti untuk partner visa Australia gw. HORE HORE HOREEEEE!!!!!!!!!! 

Tapi pun, ternyata ngumpulin dokumen ini nggak semanis dan segampang ngisi form online nya. Padahal isi form online aja sudah berasa tarik urat melulu.

Baca Juga: Perjuangan Apply Visa Partner Australia

Setelah dengan anyah unyuh nya segala urusan apply nya yang membutuhkan banyak kesabaran itu, akhirnya gw selesai isi form di tanggal 10 Januari 2018. Nggak lama setelah itu sih, cuma beberapa jam aja gw dapet email dari immigrasi kalau form sudah keterima dan otomatis gw langsung dapet Bridging Visa type A.

Bridging Visa A ini artinya gw boleh tinggal di Australia selama proses partner visa gw berlangsung. Boleh kerja juga (tapi pengalaman mengatakan cari kerja di Aussie susah, palagi kalau nggak punya pengalaman kerja (minimal) di Aussie). Boleh apply buat Medicare juga.

Nggak bolehnya keluar dari Australia. Jadi gw bebas mau jalan-jalan keliling Aussie kapan aja, tapi nggak boleh plesiran keluar Aussie.

Email dari Australian Embassy

Karena gw dikasih tau waktu untuk bikin partner visa ini sekitar 16 - 22 bulan, alias dua tahun, jadi gw sama Mas Bojo berpikir untuk cari dana dulu deh buat dokumen yang membutuhkan biaya. Seperti SKCK, Examination dsb dsb.



Ternyata tiga bulan setelah apply, gw dapet email dari Australian Embassy di Jakarta (jangan tanya kenapa yang ngirim dari Jakarta, karena gw sendiri nggak tau) yang bilang gw belum kirim dokumen apapun untuk partner visa gw. Terus mereka kasih semacam list yang isinya dokumen-dokumen yang mereka butuhkan. Plus, gw dikasih waktu 28 hari dari email itu dateng.

Plus nya lagi, selain SKCK, gw juga harus nyertain Australian Federal Police Check karena itungannya gw sudah tinggal lebih dari 12 bulan di Aussie. Yang ternyata hitungan itu adalah akumulasi dari pertama kali gw ke Aussie. Ya otomatis mah itu lebih dari 12 bulan. 

Panik? Iyalah, secara semuanya itu nggak semudah dapet email hari ini, besok berangkat urus semua dokumen yang dibutuhkan. NOPE! Bayangin aja, kalau SKCK lu belum jadi, karena lu masih nungguin temen lu nggak sibuk di Indonesia. 

Akhirnya, gw kirim email balasan yang bilang kalau gw butuh waktu lagi untuk bisa segera ngumpulin beberapa dokumen, terutama dokumen pihak ketiga. Nah, ini nih beberapa dokumen pihak ke tiga yang butuh banyak waktu:

  • SKCK

Walaupun sekarang ngurus nomor registrasi bisa lewat online, bukan berarti bisa langsung jadi besoknya. Apalagi kalau temen atau keluarga yang lu titipin lagi sibuk berat. Gw sampai butuh empat bulan. Karena harus nungguin waktu senggangnya temen gw ini. Bahkan sempet gw minta dia nyelipin beberapa jam buat gw.

Gw juga nulis cara registrasi SKCK online di blog gw loh. baca di SINI ya.

  • Australian Federal Police Check
Untuk dokumen ini, bukan cuma gw aja yang diminta, tapi Mas Bojo juga. Jadilah kita urus AFP ini. Ngurusnya pun online. Kalaupun nggak online, nggak perlu dateng ke kantor mereka. Tinggal print formulir nya aja, isi, terus kirim deh. 

Karena kita bikinnya online, syaratnya cuma harus ada printer aja di rumah. Jadilah akhirnya kita beli printer. Bukannya di rumah nggak ada printer, tapi karena printer di rumah udah mulai uzur (hasil scan nya jadi terang banget). 

Nah untuk AFP ini, awalnya cuma tanda tangan form yang menyatakan kalau apa yang kita isi nantinya adalah sebenar-benarnya. Habis tanda tangan form nya, scan terus kirim balik. Setelah itu baru kita masuk ke halaman police check nya. 

Pertanyaannya juga standard (bener-bener standard). Nggak ada pertanyaan seperti ngurus SKCK seperti nama dan jumlah keluarga, agama, hobi, pendidikan. Cuma ada satu halaman, dan cepet banget kok. Nah, karena gw tinggal di Indonesia dari lahir, jadi gw harus ngisi alamat dalam sepuluh tahun terakhir. Beruntunglah mereka yang selama sepuluh tahun terakhir nggak pindah-pindah, lha gw...

Australian Federal Police Check
Oh iya, untuk biaya AFP ini, per 2018 sekitar A$42.14 per orang. Dan bayarnya pun langsung setelah kita selesai isi form nya. Bayar via online tentunya. Karena nggak ada tuh kantor pemerintahan di sini yang bayarnya tunai, mereka nggak mau.

Habis bayar dan apply, nanti kita dapat email dari mereka untuk nota pembayaran. Nota pembayaran ini nantinya bisa jadi bagian dari bukti loh. 

Setelah itu, di website nya sih kita di suruh nunggu dalam jangka waktu 15 hari kerja. Tapi mungkin karena mereka merasakan kekeselan gw karena harus di buru-buru, mereka menjanjikan untuk ngirim hasilnya dalam 5 hari kerja.  Yeps, dalam 5 hari, AFP gw dan Mas Bojo sudah nangkring dengan cantik di kotak pos. 

  • Finger Print Untuk SKCK
Salah satu syarat dokumen untuk SKCK adalah finger print, terutama buat gw yang tinggal di luar Indonesia waktu buat SKCK. Jadilah gw harus bikin finger print dulu di kepolisian Australia. Untuk bikin finger print ini, gw nggak bisa langsung dateng ke kantor polisi mana aja dan kapan aja. 


Di website polisi mereka, masing-masing negara bagian sudah ada pembagian di kantor polisi mana aja kita bisa bikin finger print ini. Di dekat tempat tinggal gw, ada tiga kantor polisi yang bisa. Jadi gw tinggal telepon call center mereka terus tanya deh kapan waktu yang kosong di sekitar tempat tinggal gw. 

Ternyata waktu kosong di pusat kota itu sebulan lagi, dan kebetulan cuma jarak seminggu, di tempat orang tuanya Mas Bojo ada waktu kosong. Jadilah gw book di sana. Yah, walaupun memakan waktu 3 jam-an untuk sampai ke sana, tapi demi menyelesaikan ini semua, kita berdua akhirnya menembus 3 jam perjalanan ke sana. 

Sama seperti AFP, pembayaran untuk finger print ini nggak bisa tunai. Tapi karena adanya di desa, mereka juga nggak bisa pakai Eftpos (kartu debit yang kerjanya seperti kartu kredit), jadilah kita pakai check. Biayanya untuk finger print ini sekitar A$48.30 per orang per 2018. 

  • Medical Examination
Satu hal yang menguras semua nya adalah Medical Examination. Karena prosesnya lumayan panjang dibandingkan dengan yang lain. 

Pertama, gw harus isi form di immiaccount gw. Yang isinya sih tentang riwayat penyakit. Setelah isi, gw dapet yang namanya HAP number, yang nantinya jadi bagian dari dokumen yang dibutuhkan untuk Medical Examination gw. 

Untuk Medical Examination ini gw nggak bisa ke sembarang rumah sakit, harus ke rumah sakit yang di tunjuk. Di Victoria sendiri, cuma ada dua tempat resmi untuk Medical Examination ini. Pertama di Docklands, dan yang kedua di Dandenong. 

Sebelum dateng ke salah satu tempat yang sudah di tunjuk, gw harus daftar dulu via online ke BUPA. Ini tahap keduanya. Di website mereka sudah dikasih tau gimana caranya mau book examination. Setelah selesai, nanti dapet email lagi dari BUPA yang menyatakan kalau kita sudah booking per tanggal sekian, tapi untuk kepastian, gw harus telepon lagi ke nomor tempat yang mau gw datengi.

Jadi, tahap ketiga adalah telepon untuk booking on call. Karena kata mereka kalau enggak, walaupun terdaftar, tapi nggak tercatat (???). Jadilah gw telepon yang di Dandenong, karena menurut gw ini yang paling deket dari rumah gw (cuma 30 menitan). 

Sejam berusaha nunggu diangkat, baru deh diangkat. Dan kata mereka, gw harus telepon mereka lagi besoknya jam 8 teng!! Jadilah besoknya gw bangun pagi, dan jam 8 teng gw telepon mereka. Daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaann... Setengah hari gw nungguin buat di angkat, nggak ada yang ngangkat. 

Akhirnya gw memutuskan untuk book yang di Dockland, walaupun jauh. 

Tahap keempat, gw datenglah ke Dockland, tempat yang disepakati bersama di waktu yang disepakati. Tinggal bawa HAP number, dan passport. Nanti kita antri buat booking (lagi) di hari itu. Setelah semua dokumen lengkap, bisa deh kita masuk ke ruang examination

Sebelumnya, kita bayar dulu. Untuk Medical Examination ini biayanya paling mehong diantara yang lain. Per April 2018, biayanya sekitar A$358.07. Itu udah termasuk X-ray, Blood Test, body test (periksa jantung, paru, hati, dsb) sama HIV test.

Hasilnya nggak dikirimin ke kita, tapi langsung ke bagian immigrasi yang ngurus visa. Jadi setelah Medical Examination, kita nggak usah ngapa-ngapain deh. Kecuali kalau dihubungi sama mereka, artinya (kemungkinan) ada yang perlu di follow up. Kalau enggak, aman aja itu.

  • Translate Semua Dokumen Berbahasa Indonesia
KTP, KK, Akte lahir punya kita kan nggak ada Bahasa Inggris nya tuh, itu perlu banget buat di terjemahin ke Bahasa Inggris. Untuk terjemahinnya pun nggak bisa sembarangan. Harus diterjemahin sama penterjemah tersumpah Australia. Kalau pas apply visa nya di luar Australia, katanya sih harus dateng ke kedutaan, karena di sana ada penterjemah tersumpah yang khusus buat terjemahin dokumen-dokumen itu. 

Kalau di Australia tinggal buka website nya NAATI aja, di sana sudah ada kontak orang-orang yang bisa terjemahin dokumen-dokumen macam KTP dkk nya itu. 

Selama gw kontak sama mereka, mereka nggak butuh kok hard copy nya dikirim, cukup soft copy aja. Beberapa ada yang  minta tambahan biaya untuk kirim hard copy terjemahannya ke rumah kita. Kalau beruntung bisa dapat harga yang murah dan udah termasuk biaya ngirim hard copy ke rumah juga.

Evidence of Relationship

Gw pernah bikin post tuh kalau immigrasi Australia ini bakalan kepo abis sama hubungan kita. Dimulai dari awal pacaran, sampai komitmen, sampai bagaimana kita bersosialisasi sama mereka. Detail pokoknya. 

Selain nanya detail, mereka juga bakalan minta bukti kalau hubungan kalian itu genuine. Gw pernah cerita begini kan, terus pada heran kok gitu. Intinya karena Australia itu jadi salah satu Negara tujuan Immigrasi (baik legal maupun illegal), makanya mereka strick banget sama orang-orang yang mau pindah ke Australia. Apalagi pasangan, banyak kok kasus (nggak cuma di Australia aja) yang awalnya bikin visa pasangan, intinya cuma pengen bisa tinggal di negara itu aja. 

Atau kasus lainnya adalah perdagangan anak. Australia adalah salah satu Negara yang sama sekali melarang pernikahan di usia muda. Usia dewasa di sini adalah 18 tahun, tapi kalau kamu pengen  menikah di usia 16 tahun, harus ada izin dan dokumen yang sah secara hukum kalau boleh menikah di usia itu. 

Nah makanya mereka bener-bener minta detail bukti kalau hubungan gw sama Mas Bojo itu beneran.

  • Contact While Apart
Apalagi macam gw yang setahun LDR-an ini. Mereka minta bukti lengkap seperti record setiap chat, telepon, skype, emails. Ditambah kalau pernah ngerencanain sesuatu yang melibatkan pihak ke tiga. Itu semua harus disediakan. 
  • Length of de facto relations
Selama memulai hubungan kan kita pernah ke Bali, gw juga pernah bolak balik ke Aussie. Tiket ke Bali & Aussie itu bisa jadi bukti. Terus booked hotel juga bisa jadi bukti.
  • Nature of Couple Household
Pergi nonton bareng, pergi ke acara tertentu bareng. Diundang ke acara keluarga. Ketemuan sama orangtua. Liburan bareng keluarga besar. Semuanya gw dokumentasikan, tiket-tiket yang didapet dari semua acara itu gw kumpulin sebagai bukti.
  • Nature of Couple Mutual Commitment
Sebenernya kalau sudah nikah, atau sudah punya tanggal pernikahan, undangan sudah disebar, dsb dsb bakalan gampang banget. Bisa jadi bukti banget. Tapi kalau seperti gw yang belum menikah dalam waktu dekat agak bingung kan mau gimana kasih buktinya.

Jadi kita bikin surat keterangan yang namanya Statutory Declaration yang isinya kalau kita berdua memang benar-benar pasangan yang berkomitmen, dsb dsb. Habis itu kita berdua tanda tangan plus ditanda tangani sama Justice of Peace. Dimana carinya? Di kantor polisi. Jadi deh bukti. 
  • Couple are Living Together
Ini agak tricky sih di kasus gw. Karena selama gw tinggal sama Mas Bojo, Mas Bojo nggak masukkin nama gw di kontrak rumahnya. Di Australia, kalau mau ngontrak rumah ada semacam perjanjian dan di dalamnya ditulis siapa aja yang tinggal. Nah, waktu perjanjian itu dibuat, gw belum pindah, jadi nama gw nggak ada di sana. 

Selain itu, Mas Bojo juga nggak bikin joint bank account gitu. Alasannya sih kalau bikin, artinya bikin akun baru yang mana semua tagihan otomatis harus di update. Yang menurut dia bakalan jadi pe er abis buat dia, karena tagihan-tagihan tiap bulan itu banyak, air, listrik, gas, kontrak rumah, dsb dsb. 

Terus buktiinnya gimana? Jadi gw setiap belanja mingguan, nota nya nggak pernah gw buang. Gw simpen, terus gw susun deh. Nota-nota belanja mingguan, atau nota belanja kebutuhan gw, itu jadi bukti.

Selain itu, gw ada joint account rewards gitu. Nah itu gw jadiin bukti juga kalau gw sama dia memang bareng. 

Form 80, Form 40SP, dan Form 888

Form - form ini penting banget dan wajib diikut sertain waktu attach semua dokumen kita. 
  • Form 80

Ini adalah form Personal & character assessment yang harus kita isi sendiri. Di form ini kita bakalan isi semua identitas kita dari tanggal nama, nama lain (kalau ada), tanggal lahir, passport, kewarganegaraan, kartu identitas (ie. KTP, SIM, etc). Dan nggak cuma di situ.

Di form ini juga bakalan diminta alamat email, nomor telepon, tempat tinggal selama 10 tahun terakhir, riwayat pekerjaan dari awal sampe akhir, riwayat pendidikan, alasan tinggal di Australia, alamat di Australia (kalau punya lebih dari satu harus diisi semua), sampai ke berapa kali pulang pergi ke Australia. 

Di form ini juga disediakan kolom untuk bagian pelayanan militer (kalau pernah dan atau sedang bekerja di militer), atau pernah jadi mata-mata, atau pernah di deportasi. Ada kolomnya.

Juga akan diminta untuk isi nama pasangan, nama anak (kalau ada, kalau nggak ada jawab aja NO terus nggak usah diisi biodata di kolom anak), terus diminta detail orang tua dan saudara. Ini termasuk orang tua dan saudara kandung, angkat, tiri. Tapi nggak termasuk om, tante, sepupu, dan keponakan kok. 

Nah, kalau pindah ke Australianya barengan sama salah satu anggota keluarga, disuruh nulis lagi di form ini. Siapa aja yang ikut, beserta identitas lengkapnya. 
  • Form 40SP
Form ini sebenernya buat sponsor (alias pasangan). Jadi gw minta Mas Bojo untuk isi form ini. Intinya sih sama aja, sama beberapa kolom untuk isi sejauh mana dia tau gw. Nama, alasan kenapa kita LDR-an. Sama beberapa pertanyaan sekitaran sponsorship dia aja. 
  • Form 888
Kalau yang ini diisi sama saksi-saksi. Maksudnya adalah orang-orang yang tau kalau gw sama Mas Bojo itu punya hubungan. Form ini khusus diisi sama orang-orang yang tinggal di Australia (resident ataupun PR). 



Kalau semua sudah plus dokumen nasional kita seperti KK, KTP, dan akte juga sudah di translate, tinggal di attach deh di immiaccount kita. Kalau sudah, tinggal nunggu visa kita approve atau enggak. Deg deg an euyyyy. 

Stage 2, finished!! 

To be Continued to stage 3.

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Anonymous12:58 PM

    hi kk, saat ini saya sdg proses pengurusan utk visa yg sama. Saya mau ty: Adakah website utk masuk ke pengurusan AFP ini di kepolisian Melbourne dan untuk finger print (sidik jari) ini apakah yg diminta dari keduanya atau hanya WNI (yg dlm pengurusan SKCK dikarenakan saat ini saya sdh di Australia lebih Dari 12 bulan). Mohon bantuan penjelasannya agar saya mudah memahaminya....terima kasih sebelumnya🙏🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, untuk sidik jari di Victoria telepon hotline polisi Victoria ya, tanya kantor polisi mana saja yg buka utk sidik jari.

      Utk dokumen sidik jari kan sebenarnya utk skck di Indonesia. Jikalau imigrasi Aussie minta skck, sidik jari ini jadi salah satu syarat utk skck. Coba di cek kembali saja dokumen apa saja yg diminta imigrasi Aussie.

      Semoga membantu, cheese.

      Delete

Thank you for visiting my blog. Please leave your comment here, but apologize, any spams will go to bin immediately.